Para tahanan ditemukan lewat sebuah operasi Komisi Hak Asasi Manusia Filipina, CHR, setelah menerima informasi tentang keberadaan 'ruang rahasia' tersebut.
Mereka yang tidak tercatat tersebut mengaku sudah berada di sana selama sepekan dan menduga polisi berupaya memeras untuk mendapatkan uang.
Namun aparat polisi mengatakan mereka ditangkap sebagai bagian dari perang melawan narkotika yang dilancarkan Presiden Rodrigo Duterte.
- Seks, narkoba, tambang, dan maut: Cara Duterte mengguncang Filipina
- Polisi Filipina tangkap senator penentang kebijakan narkoba Presiden Duterte
- Warga Filipina kritik pidato Presiden Duterte yang membahas putranya
Langkah brutal Presiden Duterte yang 'mengizinkan tembak mati di tempat' dalam memberantas peredaran narkotika Filipina sudah menewaskan 7.000 tersangka, baik oleh polisi maupun kelompok sipil bersenjata.
Sementara puluhan ribu orang ditangkap sejak kampanye yang dimulai tahun lalu itu.
EPA Kebijakan memberantas peredarannarkotika Filipina sudah menewaskan 7.000 tersangka, baik oleh polisi maupun kelompok sipil bersenjata.Superintenden Robert Domingo mengatakan para tahanan di dalam ruang kecil dan gelap ditangkap lewat sebuah 'operasi besar' dan belum tercatat karena sedang dalam proses.
Namun menurut media setempat -yang tampaknya diajak untuk melihat langsung penggerebekan CHR- banyak dari tahanan di dalam ruang tanpa jendela adalah orang yang tidak bersalah.
Stasiun TV Filipina, ABC-CBN, melaporkan para tahanan diminta membayar, sekitar 40.000 Peso hingga 200.000 peso -atau Rp 10 juta hingga Rp 53 juta- agar dibebaskan.
Selain itu mereka juga mengaku disiksa dan disuruh menggunakan kantong plastik untuk buang air di dalam ruang tanpa penerangan.
Reuters PresidenDuterte memberantas peredarannarkotika dengan mengizinkan 'tembak mati di tempat'.
Tuduhan yang dibantah oleh Inspektur Robert Domingo yang mengatakan -seperti dikutip koran The Inquirer- bahwa ruangan berukuran 1 meter x 3 meter itu 'menjadi tempat yang terbuang'.
"Kenapa saya tidak memaksimalkannya," tuturnya.
Juru bicara CHR menegaskan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan menyebutkan tidak ada tempat penahanan yang berada di balik perabotan, seperti rak buku.
(nvc/nvc)











































