Melania -- menurut koran tersebut -- pernah bekerja sebagai 'perempuan pendamping' namun belakangan mencabut berita itu.
Berita yang diterbitkan pada masa kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat tahun lalu tersebut memicu gugatan hukum dari Melania Trump.
Dia menuntut permintaan maaf dan ganti rugi lewat Pengadilan Tinggi London.
- Dituduh pelacur, Melania Trump gugat ulang media sebesar Rp 2 triliun
- Foto resmi Melania Trump sebagai Ibu Negara, diluncurkan
- Melania Trump tuding perempuan terduga korban suaminya berbohong
Dalam gugatan yang diajukan pada Februari tahun ini, dia menuntut ganti rugi sebesar US$150 juta atau hampir Rp 2 triliun.
Namun kantor berita Reuters melaporkan penyelesaikan kasus itu melibatkan pembayaran sekitar US$3 juta, termasuk ganti rugi dan biaya hukum -- dengan mengutip sumber yang dekat dengan kasus itu yang tidak disebutkan namanya.
Melania, kelahiran Slovenia, merupakan ibu negara AS pertama yang menjadi warga negara lewat program naturalisasi. (Reuters)Gugatan awalnya antara lain menyebutkan bahwa Nyonya Trump 'memiliki kesempatan unik dan satu-satunya sepanjang hidup untuk meluncurkan merek dagang yang meluas dalam berbagai kategori produk, dan masing-masing bisa mengumpulkan hubungan bisnis miliaran dolar untuk beberapa tahun pada masa dia menjadi perempuan yang paling banyak difoto di dunia'.
Produk yang dimaksud tersebut meliputi pakaian, aksesoris, sepatu, perhiasan, kosmetik, perawatan rambut, perawatan kulit, dan wewangian.
Beberapa pihak kemudian menafsirkan pernyataan itu memicu pertanyaan apakah Nyonya Trump ingin memanfaatkan posisinya sebagai ibu negara untuk mendapat keuntungan keuangan.
- Disebut pernah jadi PSK, istri Donald Trump tuntut media
- Istri Donald Trump bantah melanggar aturan soal visa
- Melania dituduh menjiplak pidato Michelle
Pernyataan yang kontroversial tersebut kemudian dicabut saat mengajukan kembali gugatan yang sudah disempurnakan.
Alasan yang diajukan pada gugatan kedua menjadi tekanan sosial yang diakibatkan tulisan pada 20 Agustus 2016.
"Pernyataan yang berisi kebohongan dan fitnah tentang (Melania Trump) telah menyebabkan kerusakan luar biasa bagi reputasi profesional maupun personal (Melania) dan prospek peluang ekonominya, serta tekanan emosional akibat penghinaan signifikan itu."
(ita/ita)










































