Kawasan yang terletak 362 kilometer di selatan kota Portland ini sudah lama tak berpenghuni.
Penawaran tersebut meliputi enam rumah, sebuah apartemen, pom bensin dan sebuah toko.
Memang ada sekitar 250 orang yang tinggal di sekeliling kota itu. Namun, menurut pengembang, para warga meninggalkan kawasan itu ketika bisnis penebangan kayu anjlok dan pabrik pengolahan kayu ditutup.
Kota Tiller sebenarnya sudah ditawarkan pada tahun 2015 lalu, namun tidak mencakup bangunan sekolah tua.
Penghuni di kota Tiller ini hanya ada dua orang, seorang mantan guru yang tinggal di dekat sekolah dan pendeta dari gereja setempat. Namun keduanya tak menjual lahan milik mereka.

(LAND AND WILDLIFE.COM) Kota Tiller dikelilingi oleh bukit-bukit dan hutan.

(LAND AND WILDLIFE.COM) Terdapat air terjun bernama South Umpqua di dekat kota Tiller yang merupakan kawasan berlibur populer.

(LAND AND WILDLIFE.COM) Sebuah rumah unik yang dibangun dari kayu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(LAND AND WILDLIFE.COM) Di kota Tiller juga terdapat sebuah toko.

(LAND AND WILDLIFE.COM) Anda akan menyukai toko swalayan di kota Tiller ini.

(LAND AND WILDLIFE.COM) Anda bisa mencium aroma lawas dari tempat kebugaran yang unik ini.

(LANDANDWILDLIFE.COM) Bekas bangunan sekolah dasar yang dihuni oleh sekawanan rusa.
Jadi mengapa tidak ada yang ingin tinggal di sini?
"Ketika dana federal mulai beralih dari bisnis penebangan kayu, pada dasarnya pabrik pengolahan kayu ditutup," kata Garrett Zoller, pemilik Land and Wildlife.
"Dan ketika pabrik ditutup, para penebang kayu pun meninggalkan tempat ini."
Keluarga yang memiliki tanah di kota Tiller sekarang ini dulunya membeli lahan yang ditinggalkan oleh keluarga-keluarga lainnya.
Sejauh ini para pembeli yang berminat adalah para investor China, para pengusaha farmasi dan pengusaha agrikultur.
(nwk/nwk)