
AP Pihak berwenang ingin mencegah umat Islam melakukan pawai ke kantor pengamat PBB diSrinagar.
Jam malam diterapkan di kawasan Kashmir yang diperintah India ketika warga masih merayakan Idul Adha.
Kekerasan yang terjadi Selasa (13/09) menyebabkan seorang pengunjuk rasa tewas dan 22 lainnya cedera sementara aparat keamanan menutup jalan ke beberapa masjid penting.
Tembakan gas air mata dilepas ke arah para pengunjuk rasa yang melempari batu sementara layanan telepon genggam dan data juga sudah dihentikan.
- Galeri foto Idul Adha diperingati di berbagai negara
- Serangan milisi di pos polisi Kashmir menewaskan dua orang

AP Untuk pertama kalinya sembahyang IdulAdha tidak digelar di MasjidIdqah danHazratbal dalam waktu 26 tahun.
Pihak berwenang mengatakan penutupan layanan telepon genggam dan data dimaksudkan untuk mencegah kelompok separatis yang merencanakan pawai ke kantor pengamat PBB di Srinagar.
Jam malam pada masa Idul Adha amat jarang diberlakukan di wilayah Kashmir yang dikuasai India.
Kantor berita India, PTI, menulis untuk pertama kalinya sembahyang Idul Adha tidak digelar di Masjid Idgah dan Hazratbal dalam waktu 26 tahun belakangan.

AP Pengunjuk rasa melempari batu ke aparat keamanan yang membalas dengan tembakan gas air mata.
Sedang media lokal melaporkan pasar-pasar pada malam menjelang Idul Adha tidak seramai seperti tahun-tahun sebelumnya, juga tidak terlihat pembeli yang rebutan membeli roti maupun daging.
Kashmir masih menjadi wilayah sengketa India dan Pakistan serta menjadi tempat yang rawan kekerasan selama 60 tahun, selain pernah menyebabkan perang antara kedua negara.
Di kawasan yang mayoritasnya beragama Islam, muncul beberapa kelompok militan yang memperjuangkan kemerdekaan dari India atau bergabung dengan Pakistan, yang memiliki mayoritas penduduk umat Islam.
(nwk/nwk)