Pelajar Muslim di Swiss Wajib Bersalaman dengan Guru

Pelajar Muslim di Swiss Wajib Bersalaman dengan Guru

BBC World - detikNews
Kamis, 26 Mei 2016 14:52 WIB
Pelajar muslim menolak bersalaman karena bertentangan dengan kepercayaan mereka.Foto: BBC World
Jakarta -
Pelajar muslim di Swiss harus menjabat tangan gurunya pada awal dan akhir pelajaran sekolah, seperti yang diatur oleh pemerintah setempat.

Sebelumnya, pengecualian diberikan kepada dua remaja pria muslim, karena berdasarkan interpretasi Al-Quran mereka tidak diperkenankan menyentuh orang yang berlainan jenis.

Dengan penegasan baru peraturan tersebut, orang tua mereka akan didenda jika mereka tetap menolak bersalaman.

Pemerintah setempat menyatakan bahwa para guru "memiliki hak" untuk meminta berjabat tangan dengan siswa mereka.

Tradisi

Menjabat tangan sebagai tanda penghormatan telah lama menjadi tradisi di Swiss.

Ketika sebuah SMP bulan lalu diketahui memperkenankan dua remaja Suriah berusia 14 dan 15 tahun untuk tidak menjalankan tradisi tersebut karena alasan agama, kontroversi pun merebak.

Bersalaman telah menjadi tradisi sebagai tanda penghormatan di Swiss.

Remaja lelaki tersebut, yang memiliki ayah seorang imam, mengungkapkan bahwa agama mereka melarang untuk bersalaman dengan perempuan yang bukan muhrim.

Sementara itu, Menteri Kehakiman Swiss, Simonetta Sommaruga, dalam sebuah tayangan televisi menegaskan bahwa "berjabat tangan adalah bagian dari budaya kita".

Terdapat sekitar 350.000 muslim di Swiss di antara delapan juta jiwa populasi negara tersebut.

Sejumlah kelompok di Swiss menegaskan tidak ada pembenaran untuk membolehkan menolak bersalaman dengan guru perempuan. Mereka tidak menginginkan Swiss menjadi "ekstrem".

Saat ini proses kewarganegaraan keluarga tersebut di Swiss dihentikan. Kantor migrasi di Basel mengungkapkan mereka sedang mencari informasi apakah permohonan suaka ayah kedua lelaki disetujui.

Lega

Sebelumnya, sekolah di kota kecil Therwil tersebut, telah berupaya untuk berkompromi terkait isu ini, dengan memutuskan bahwa kedua remaja boleh untuk tidak menyalami guru perempuan mereka.

Namun, setelah derasnya pemberitaan media, sekolah tersebut menyerahkan keputusannya kepada pemerintah setempat.

Orang tua siswa yang menolak bersalaman akan didenda Rp70 juta.

Pada Rabu (26/05) pemerintah Basel mengeluarkan pernyataan bahwa "kekhawatiran publik terhadap kesetaraan gender dan tidak mulusnya integrasi orang asing, jauh lebih besar dibandingkan kekhawatiran terhadap kebebasan beragama siswa".

SMP tersebut mengaku "lega" karena sekarang mereka tahu "apa yang harus dilakukan jika masalah itu terjadi".

Kota Basel telah menetapkan bahwa orang tua murid yang menolak bersalaman, akan didenda 5.000 Swiss Francs, atau sekitar Rp70 juta.

Kepada media Swiss, kedua remaja lelaki menegaskan "tidak ada yang akan membuat mereka" mau berjabat tangan dengan perempuan, karena "mereka tidak bisa menghapus kebiasaan tersebut, karena sudah seperti hard drive komputer dalam tubuh mereka".

(nwk/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads