
Pengunjung umumnya menonton sirkus lumba-lumba karena ingin mengedukasi anak dan sebagai hiburan.
Dua ekor lumba-lumba di dalam sebuah kolam bundar menunjukkan kemampuan berhitung mereka dengan menyundul bola, melompati ring, dan bermain dengan ring yang diletakkan di moncong mereka.
Begitulah atraksi sirkus lumba-lumba keliling di Medan, Sumatera Utara.
Hewan mamalia tersebut juga bersalaman dengan pengunjung, melompat-lompat diiringi dengan lagu pop dan dangdut dan mencium para pengunjung di Gelanggang Remaja Medan selama bulan Januari ini.
Penonton yang menyaksikannya terkesima: bertepuk tangan dan terhibur.
"Ya, untuk memperkenalkan anak-anak kepada lumba-lumba, biar tau aja lumba-lumba itu seperti apa," kata Lia, seorang pengunjung ketika ditanya mengenai tujuannya menonton acara sirkus keliling.
Namun, pertunjukan lumba-lumba keliling sebenarnya dilarang di hampir seluruh dunia karena dianggap akan mengancam hewan tersebut secara psikis dan fisik.
"Karena sudah dibuktikan lumba-lumba sulit sekali dipelihara di luar habitatnya, apalagi kalau mereka harus keliling," kata aktivis perlindungan hewan dari Jakarta Animal Aid Network, Femke Den Haas.
Pemerintah hanya mengizinkan lumba-lumba digunakan dalam pentas hiburan bila kondisinya baik untuk binatang tersebut, tapi realitanya kerap tidak demikian.
Di Medan contohnya, atraksi lumba-lumba berlangsung setiap hari sejak akhir Desember 2015 hingga awal Februari mendatang.

Indonesia dianggap sebagai negara terakhir di dunia yang masih memperbolehkan atraksi lumba-lumba keliling.
Dalam sehari, pertunjukan diadakan empat kali dan khusus pada akhir pekan malah ditambah menjadi lima kali.
Kondisi darurat"Kondisi di dalam (sirkus) itu sangat panas. Rasa gerah, gitu yah. Terus, sangat darurat, pakai kayu jadi tidak begitu bagus tempatnya begitu," ungkap seorang wartawan di Medan, Maskur Abdullah.
Situasi seperti ini menurut Femke Den Haas tidak baik buat lumba-lumba.
"Di kolam yang menetap saja sudah sangat-sangat sulit (untuk lumba-lumba merasa nyaman), apalagi kalau mereka harus keliling naik truk, terus mereka pindah dari satu tempat ke tempat lainnya."
"Terus tendanya plastik dengan kolam yang terlalu kecil (dibandingkan dengan laut habitat lumba-lumba), ya pasti buat satwa yang sangat cerdas dan sosial ini bikin stres dan cepat ada kematian," jelas Femke.
Pemerintah memberi izin hanya kepada beberapa perusahaan di Indonesia untuk menyelenggarakan sirkus lumba-lumba selama tidak mengeksploitasi hewan.
Laporkan keKLHPT Pembangunan Jaya Ancol di Jakarta adalah salah satu perusahaan yang telah diberi izin untuk menyelenggarakan atraksi lumba-lumba di Jakarta.
Mereka pula yang menggelar sirkus keliling di Medan bekerja sama dengan Perusahaan Daerah Pembangunan Kota Medan.
Namun Sukat dari Perusahaan Gelanggang Samudera Jaya Ancol DKI Jakarta Suka tidak dapat berkomentar ketika hendak dihubungi terkait dengan sirkus lumba-lumba keliling di Medan, Sumatera Utara.

Lumba-lumba dikenal sebagai hewan yang cerdas.
Sedangkan Sugito, seorang direktur di PD Pembangunan, menjelaskan perusahaan mereka hanya menyewakan tempat penyelenggaraan acara yang dilakukan oleh PT Pembangunan Jaya Ancol.
Ketika ditanya melalui sambungan telpon mengapa PD Pembangunan memberi izin untuk diselenggarakan acara, Sugito menjawab bahwa jika ada yang ingin menyewa, maka mereka mengizinkan.
Dia menolak menjawab pertanyaan lebih lanjut.
Menurut undang-undang nomor 5 tahun 1990 mengenai konservasi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya yang dikeluarkan kementerian kehutanan, setiap orang dilarang memilhara dan memperniagakan atau mengeksploitasi satwa langka.
Oleh karena itu juru bicara Kementerian Kehutanan, Eka Widodo Sugiri, menegaskan siapapun yang menemukan adanya eksploitasi hewan dapat melaporkan ke Kementerian Kehutanan.
"Artinya biar kita selidiki apa informasi tersebut benar atau di lapangan berbeda. Nanti biar diambil langkah-langkah selanjut," kata Eka.
Sedangkan aktivis lingkungan Femke Den Haas memberi saran jika orangtua ingin mengajarkan anak-anak mengenai lumba-lumba mereka bisa melakukannya dengan melihat langsung di laut.
Dan jika hal tersebut tidak memungkinkan, maka orangtua dapat mengenalkan anak-anak tentang lumba-lumba melalui bacaan di buku atau menonton tayangan edukatif di televisi ketimbang menonton sirkus lumba-lumba keliling yang mencederai hewan tersebut.
Anda juga dapat mendengarkan informasi ini dalam program Lingkungan Kita BBC yang disiarkan melalui radio-radio mitra BBC Indonesia, Rabu, 27 Januari 2016, mulai pukul 05.00 dan pukul 06.00 WIB.
(nwk/nwk)