
Kardinal Andre Vingt-Trois mengatakan warga harus berdoa demi harapan, bukan kebencian.
Misa bagi korban tewas penembakan dan pengeboman di Paris digelar di Katedral Notre Dame pada Minggu malam (15/11).
Dalam misa, Uskup Agung Paris, Kardinal Andre Vingt-Trois, mengatakan ibu kota Prancis mengalami kekejaman luar biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misa berlangsung sekitar 80 menit yang diikuti banyak warga dari berbagai lapisan masyarakat.

Polisi menjaga Katedral Notre Dame ketika misa berlangsung.
Β

Warga menyalakan lilin, menempatkan karangan bunga dan mendoakan korban serangan.
Β
Pada saat bersamaan terjadi kepanikan di pusat keramaian Place de la Republique di Paris pusat ketika orang-orang berlarian setelah mendengar suara seperti ledakan.
Polisi mengatakan warga mengira suara tersebut berasal dari bom padahal itu adalah suara kembang api.
Sementara itu secara umum suasana di ibu kota Paris berangsur-angsur normal.
"Pagi ini (Minggu) saya ke beberapa tempat lokasi penembakan, banyak sekali orang yang mendatangi tempat itu, menyalakan lilin, menaruh bunga.
"Yang paling banyak tadi di Place de la Republique, semacam plaza tempat berkumpulnya warga Paris," kata Rika Theo seorang wartawan yang sedang melakukan peliputan di Paris.
Sebagian toko, lanjutnya, juga sudah mulai buka. Adapun banyak orang masih berada di luar rumah setelah tengah malam sekalipun.











































