
Negin Khpolwak, 17 tahun, adalah dirigen pertama perempuan dari Afghanistan.
Kabul adalah kota yang bising dengan raungan helikopter, sirene, dan lalu lintas yang padat. Namun, ketika masuk ke dalam gedung di salah satu kawasan kota yang tenang, saya disambut oleh suara yang cukup berbeda.
Bunyi-bunyian itu berasal dari piano, selo, suling, serta alat musik petik tradisional Afghanistan seperti rubab dan sarod yang dimainkan sejumlah pelajar Lembaga Musik Nasional Afghanistan - satu-satunya sekolah musik di negeri ini.
Para siswa perempuan baru saja menyelesaikan konser pertama mereka yang terbilang istimewa karena dua alasan.
Pertama, konser itu digelar di tengah-tengah Kota Kabul yang sarat akan kekerasan. Alasan lainnya ialah konser itu dipimpin oleh dirigen perempuan pertama negara itu, Negin Khpolwak, 17 tahun, yang juga adalah seorang siswi di sini.

Selain menjadi dirigen, Negin bercita-cita menjadi seorang pianis.
Β
Saat berjumpa dengan Negin, dia tengah berada di salah satu ruang latihan dan memainkan piano. Tembang yang dia mainkan ialah Piano Sonatina di C mayor karangan komposer Italia Muzio Clementi.
Saya bisa melihat ia masih belajar, namun pengalaman yang masih kurang ia tutupi dengan semangat dan gairah.
"Khosh Amadeed - selamat datang," kata Negin tersipu malu. "Hari ini tangan saya agak sakit jadi saya tidak bisa tampil dengan baik. Tapi saya suka berlatih piano. Yang saya inginkan adalah menjadi seorang dirigen dan pianis konser, tidak hanya di Afghanistan, tapi juga di dunia internasional," katanya.
"Jadi apakah kamu besar di lingkungan musik?" tanya saya.
"Tidak," balasnya, tampak terkejut.
Negin berasal dari keluarga miskin di Provinsi Kunar, sebuah daerah konservatif yang menjadi kantung kekuatan Taliban di timur laut Afghanistan.
"Anak-anak perempuan di Kunar tidak sekolah dan banyak yang tidak diizinkan untuk belajar musik oleh keluarga-keluarga mereka," katanya. "Jadi saya harus pergi ke Kabul untuk memenuhi impian saya. Ayah saya membantu saya."

Lembaga musik Afghanistan didirikan pada tahun 2010, dan memusatkan pelatihan musik untuk kalangan yang tidak mampu di negara itu.
Saat Negin berusia sembilan tahun, ayahnya mengirim ia untuk tinggal di tempat penampungan anak-anak di Kabul agar bisa mendapatkan pendidikan.
Di situlah ia untuk pertama kalinya mulai mendengarkan musik dan menonton sejumlah pertunjukan di televisi.
Ia mengikuti audisi untuk bergabung lembaga musik dan sudah menimba ilmu di sini selama empat tahun - lebih dari 200 siswa, seperempat dari murid-murid itu adalah anak perempuan.
Hal itu tidak berjalan sederhana. Ibunda Negin senang ia bisa bersekolah, tapi tidak menyukai gagasan untuk belajar musik. Ia bukan satu-satunya yang merasakan hal seperti ini.
"Paman saya mengatakan kepada kami, 'Tidak ada satu pun anak gadis di keluarga kami harus belajar musik. Ini melawan tradisi.'"
Di bawah tekanan dari keluarganya, Negin harus meninggalkan sekolah musik selama enam bulan. Akhirnya ayahnya campur tangan, mengatakan kepada pamannya, "Ini hidup Negin. Ia harus belajar musik jika ia ingin."
"Jadi saya kembali," katanya.

Negin kecil pindah ke Kabul untuk belajar di sekolah musik.
Β
Ini adalah masalah yang umum, menurut Ahmad Sarmast, pendiri dan direktur lembaga musik ini. "Ketika seorang anak yang terdaftar dengan restu penuh dari orang tua, paman atau bibi atau kakek atau tetua desa mulai menekan para orang tua untuk menarik anak-anak mereka keluar dari program musik atau dari pendidikan secara umum di lembaga ini."
Ini bukan hanya tradisi dan konservatisme yang harus lembaga ini perjuangkan - namun juga juga kekerasan. Banyak kalangan di sini yang meyakini bahwa sebagian besar musik adalah dosa.
Tahun lalu, salah satu konser mahasiswa yang diselenggarakan di luar kampus menjadi sasaran pembom bunuh diri muda. Kala itu satu orang penonton tewas sementara pendengaran Sarmast rusak dan sebelas pecahan peluru bersarang di kepalanya.
"Apakah Anda tidak takut dengan aksi pemboman selanjutnya?" tanya saya.
"Tidak," katanya. "Kami adalah bagian dari perjuangan. Kami berdiri melawan kekerasan dan teror dengan seni dan budaya kita, terutama dengan musik. Itu salah satu cara kita untuk dapat mendidik orang-orang tentang pentingnya hidup dalam kedamaian dan harmoni, daripada saling membunuh . "
Ia melirik Negin. "Bagian dari inspirasi saya adalah dia dan siswa seperti dirinya, yang terus datang ke sini meskipun banyak kesulitan."
Lembaga Musik Nasional Afghanistan
- Dibentuk pada tahun 2010 dengan bantuan Bank Dunia
- Para guru didatangkan dari berbagai negara termasuk Afghanistan, AS, Australia, Rusia, Kolombia dan India
- Lembaga ini memusatkan pendidikan untuk siswa-siswa dari kalangan masyarakat Afghanistan yang kurang beruntung, khususnya khususnya para anak yatim dan pedagang kaki lima
Pada bulan Februari 2013, Negin terpilih untuk mewakili Lembaga Musik Nasional Afghanistan untuk tampil di Carnegie Hall di New York dan Kennedy Center di Washington DC, Amerika Serikat, memainkan alat musik sarod.
"Ini sangat menakjubkan. Saya merasa senang tapi saya selalu ingin menjadi seorang pianis," katanya.
Jadi setelah ia kembali ke Kabul, ia mulai belajar piano dan teknik dirigen.
"Ini pertama kalinya saya [menjadi dirigen dalam pertunjukan] hari ini. Saya sangat senang. Saya menangis ketika saya di atas panggung dan melihat semua orang menonton. Saya ingin Afghanistan menjadi seperti negara-negara lain di dunia, di mana para perempuan bisa menjadi pianis dan dirigen. "
Dengan pemikiran seperti itu, ia juga telah berlatih menjadi dirigen bagi para siswa pria dan wanita bersama-sama dalam orkestra campuran.
"Jadi, ketika Anda menjadi seorang pianis terkenal dan bermain di luar negeri, bisakah saya datang secara gratis? Atau saya harus membayar untuk tiket mahal?" Saya bertanya.
"Hmmm, tidak, maaf Anda harus membayar," candanya.
Saya mengucapkan selamat tinggal berjanji, suatu hari, datang ke salah satu konsernya.
Dan ketika kami melewati pos pemeriksaan di tengah lalu lintas yang bising, saya masih bisa mendengar musik Negin yang indah bersama harapan-harapan yang masih samar namun pasti di Afghanistan.











































