Turki dan Uni Eropa Setujui Penanganan Pengungsi

Turki dan Uni Eropa Setujui Penanganan Pengungsi

BBC World - detikNews
Sabtu, 17 Okt 2015 16:04 WIB
Jakarta -
Pengungsi Suriah

Angela Merkel meminta negara Uni Eropa memperkuat perbatasan mereka.

Negara-negara anggota Uni Eropa bekerja sama dengan Turki untuk mengurangi tekanan pengungsi dan migran terhadap Eropa.

Mereka sepakat untuk mempercepat perundingan pembebasan visa bagi warga Turki jika Ankara menghalangi aliran masuk pengungsi ke Eropa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hampir 600.000 pengungsi dan migran mencapai Uni Eropa hingga saat ini dan kebanyakan melalui Turki.

Presiden Dewan Eropa Donald Tusk merasa ada "optimisme yang berhati-hati" terhadap kesepakatan ini.

Turki juga meminta bantuan sebesar tiga miliar euro, yang menurut Kanselir Jerman Angela Merkel sedang dipertimbangkan oleh Uni Eropa.

Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker menyatakan perundingan tentang dana bantuan ini akan diteruskan, dengan dihadiri oleh pejabat Turki dalam beberapa hari ke depan.

Angela Merkel juga akan mengunjungi Turki akhir pekan ini.

'Banyak yang harus dilakukan'

Pengungsi Suriah di Ankara

Pengungsi Suriah di kawasan miskin di kota Ankara.

"Banyak sekali yang harus dilakukan," kata Merkel. "Tapi Anda tak bisa bilang kami tak mencapai apa-apa."

Sumber-sumber Uni Eropa mengatakan beberapa negara anggota khawatir bahwa kesepakatan dengan Turki itu terlalu cepat.

Negara-negara itu antara lain Yunani, Siprus dan Prancis.

Hari Kamis lalu, Merkel mengatakan seluruh negara anggota Uni Eropa harus siap mengirim staf keamanan untuk memperkuat perbatasan luar.

"Jelas bahwa hanya beberapa negara yang menampung mayoritas pengungsi dan jika negara-negara ini kini diminta untuk memperkuat perbatasan mereka sebagai tambahan, saya rasa itu bukan pembagian tugas yang adil," kata Merkel.

Turki saat ini menampung sekitar dua juta pengungsi dan migran, kebanyakan mereka lari dari perang di Suriah.

Mereka juga meminta adanya "zona aman internasional" bagi pengungsi di dalam Suriah utara, tapi Donald Tusk menyatakan hal itu sulit dilakukan dengan keterlibatan Rusia dalam perang di sana sekarang.

(nvc/nvc)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads