
Tidak transparannya pemerinah Cina soal ledakan Tianjin merupakan 'tragedi' tersendiri.
Ahli PBB dalam hak asasi manusia dan bahan beracun berbahaya mengkritik Cina sebagai tidak transparan mengenai ledakan Tianjin.
Pelapor khusus PBB Baskut Tuncak mengatakan informasi tepat waktu "mungkin bisa mencegah bencana itu".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebabnya masih belum diketahui dan sisa ledakan masih dibersihkan.
Ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan tidak bisa kembali ke rumah mereka karena alasan keselamatan.

Petugas memindahkan air yang tercemar dari lokasi ledakan.
'Sangat mengganggu'
Tuncak menyerukan agar Cina menjamin transparansi dalam penyelidikan peristiwa 12 Agustus ini dan patuh pada standar internsional seperti penyebaran informasi yang tepat waktu dan efektif mengenai bencana ini.
"Bencana kimia ini menjadi contoh tragis perlunya informasi tentang bahan beracun berbahaya demi melindungi, menghargai dan mewujudkan hak asasi manusia," katanya.
Ia mengatakan larangan terhadap kebebasan pers dan akses terhadap informasi keselamatan di sana "sangat mengganggu", dan ini bisa meningkatkan jumlah korban.
Pihak berwenang Cina dikritik keras karena tidak transparan tentang risiko kontaminasi di luar zona ledakan, atau mengapa gudang yang menyimpan bahan beracun berbahaya berada dekat sekali dengan tempat tinggal.
Pejabat setempat tampak tak siap menghadapi pertanyaan tersebut sehingga memberikan jawaban meragukan dalam jumpa pers pertama mereka.
Lembaga penyiaran pemerintah CCTV menghentikan siaran langsung ketika para wartawan terus mengajukan pertanyaan.
Diskusi tentang bencana ini di situs microblogging Weibo juga disensor, sebagaimana halnya peristiwa-peristiwa sensitif lainnya.











































