Terlibat Korupsi, Mantan Jenderal Divonis Pengadilan Cina

Jakarta -

Seorang mantan jenderal dari Angkatan Darat Cina dijatuhi penangguhan hukuman mati atas beragam kejahatan, termasuk penyuapan, penyalahgunaan wewenang, dan penyelewengan dana publik.

Gu Junshan, nama bekas jenderal tersebut, ialah salah satu perwira militer tertinggi yang diadili sejak Presiden Xi Jinping memulai gerakan pemberantasan korupsi.

Lantaran divonis penangguhan hukuman mati, Gu tidak akan dieksekusi. Di Cina, umumnya hukuman semacam itu berarti penjara seumur hidup.

Berdasarkan laporan kantor berita Cina, Xinhua, Gu dicopot dari jabatan wakil kepala bagian logistik pada 2012. Pangkat Gu, yaitu letnan jenderal, juga dicabut secara tidak hormat.

Aksi pemerintah tak berhenti di situ. Baik aset-aset pribadi Gu maupun hasil kekayaan ilegal yang dia dapatkan disita negara. Bahkan, pada 2013, tim penyelidik menyita koleksinya berupa patung emas dan minuman keras mahal dari kediamannya. Jumlah sitaan dilaporkan memenuhi bak empat truk.

Kasus Gu kemudian dilimpahkan ke pengadilan militer, April 2014 lalu. Bagi seorang perwira senior seperti Gu, hal itu sangat jarang terjadi.

"Pengadilan militer memutuskan jumlah suap yang diterima Gu Junshan sangat besar, dampaknya membahayakan, jumlah dana publik yang diselewengkan amat tinggi, dan rincian penyalahgunaan wewenang termasuk serius," ujar seorang pejabat pengadilanm militer dalam pernyataan yang muncul pada laman Kementerian Pertahanan.

 

Sebuah komentar pada laman daring tersebut menyatakan, "Bagi semua kader di segenap tingkatan, ini adalah peringatan keras untuk diingat bahwa semua pelicin yang diberikan kepada Anda hari ini adalah bom yag akan menghancurkan Anda besok."

Kasus Gu terkait dengan Xi Caihou, seorang mantan wakil ketua Komisi Militer Pusat dan anggota Polibiro.

Pemerintah Cina mengatakan Xu mengaku menerima suap dengan balasan bantuan mempromosikan pangkat. Xu meninggal akibat kanker pada Maret lalu.

(nwk/nwk)