
Kerontokan aliansi oposisi hanya berjarak beberapa bulan setelah Anwar Ibrahim dipenjara atas kasus sodomi pada Februari 2015 lalu.
Aliansi oposisi Malaysia rontok hanya beberapa bulan setelah pemimpin mereka, Anwar Ibrahim, dipenjara karena sodomi.
Di bawah kepemimpinan Anwar, aliansi yang disebut Pakatan Rakyat itu telah membuat kemajuan signifikan dan menimbulkan ancaman besar terhadap koalisi Barisan Nasional yang menguasai Malaysia sejak kemerdekaan negara itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sengketa berawal ketika partai konservatif Partai Islam Se-Malaysia (PAS) berupaya menegakkan bentuk hukum Islam yang disebut hudud.
Sedangkan Partai Aksi Demokratik (DAP) yang lebih liberal keberatan dengan itu dan akhirnya kedua partai tersebut memutuskan untuk mengakhiri hubungan kerja sama.
Akibatnya, Partai Keadilan Rakyat (PKR) pimpinan Anwar Ibrahim, yang memiliki anggota multi-etnis dan dari berbagai keyakinan, mengumumkan pada Rabu (17/06) bahwa Pakatan Rakyat "tidak lagi berfungsi secara resmi".

Pakatan Rakyat sempat menimbulkan ancaman bagi koalisi Barisan Nasional pada pemilihan umum 2013 lalu.
Β
Masa depan oposisi kini belum jelas dengan adanya beberapa pihak yang mengatakan akan tetap bekerja sama. Beberapa analis mengatakan rekonsiliasi masih mungkin terjadi
Anwar Ibrahim dijatuhi hukuman penjara selama lima tahun pada Februari lalu setelah kalah banding atas tuduhan sodomi terhadapnya tuduhan yang menurutnya didasari alasan politis.
Pemilu Malaysia berikutnya dijadwalkan pada 2018.











































