Menilik Sentra Kue Mochi Sukabumi yang Bantu Angkat Perekonomian

Menilik Sentra Kue Mochi Sukabumi yang Bantu Angkat Perekonomian

- detikNews
Rabu, 27 Mei 2015 15:55 WIB
Jakarta -
Pabrik moci Lampion

Sejumlah karyawan pabrik mochi Lampion tengah membentuk adonan kue.

Suara mesin penggilingan kacang dan gula dari pabrik kue mochi mengawali aktivitas pagi di Gang Kaswari, Sukabumi, Jawa Barat. Di sudut lain terlihat tangan-tangan sejumlah karyawan tengah membentuk adonan, sambil duduk diselingi sedikit obrolan. Tempat ini dikenal sebagai sentra perajin kue mochi. Di sini ada empat perajin sekaligus penjual kue mochi yang mengusung merek dagang masing-masing. Keempat merek mochi Gang Kaswari yaitu Lampion, Bakat Jaya, Putra Mandiri dan Kharisma.

Nama kue mochi memang berbau Jepang sebab asalnya konon dari sana. Beberapa negara sekitar Jepang juga mengenal mochi, seperti Taiwan, Korea Selatan, dan Cina. Mengapa Sukabumi dikenal dengan oleh-oleh kue mochi?

Resep warisan

"Nenek saya mendapat resep kue mochi dari orang Jepang ketika bekerja padanya di masa penjajahan, lalu ayah saya mengubah ukuran kue tradisional Jepang itu menjadi lebih kecil," ungkap Nanti Kustriana penerus pabrik mochi cap Lampion. Menurut Nanti, pabrik mochi Lampion mulai berdiri pada tahun 1983 dan memiliki 85 karyawan.

Bahan baku utama untuk membuat mochi adalah tepung ketan yang diuleni dan dimasak. Setelah itu barulah adonan tersebut dibentuk kotak-kotak dan diisi dengan gerusan kacang tanah manis, lalu dibentuk bulat-bulat dan ditaburi tepung kanji agar tak lengket. Produk penganan ini dijual dalam bentuk keranjang kecil dari anyaman bambu. Orang-orang Sukabumi menyebutnya dengan nama "besek".

Keranjang moci

Produk penganan mochi dijual dalam bentuk keranjang kecil dari anyaman bambu atau besek.

Β 

Kue yang terasa kenyal di mulut ini awalnya hanya memiliki satu rasa yaitu rasa pandan yang sering kali disebut rasa original.

Terus berinovasi

Selama lebih dari 31 tahun, di Gang Kaswari hanya berdiri pabrik mochi Lampion. Sejak tahun 2006 di Gang Kaswari mulai bermunculan perajin lainnya, salah satunya Ujang Sukarya pemilik usaha mochi Bakat Jaya.

Ia mendirikan usaha mochi Bakat Jaya tahun 2006 dan memiliki 35 karyawan. Dalam satu minggu mereka memproduksi 5.000 keranjang mochi (satu keranjang berisi lima besek). Harga per keranjang mochi Rp30.000. Pada hari-hari libur panjang, Ujang memproduksi mochi dua kali lipat dari produksi hari biasa. Dalam sebulan, omzet yang diraupnya bisa mencapai Rp250 300 juta.

Untuk meningkatkan omzetnya, Ujang membuka cabang di Jalan Pelabuan Ratu.

Menggoreng

Seorang karyawan tengah menggoreng kacang tanah yang dijadikan isi kue moci

Β 

"Kita harus berinovasi, agar konsumen tidak jenuh, jadi saya mengembangkan berbagai rasa untuk kue mochi ini, antara lain rasa pisang ambon, durian, vanilla," kata Ujang Sukarya pemilik usaha mochi cap Bakat Jaya di Gang Kaswari.

Industri mochi Lampion diyakini sebagai pelopor usaha mochi di Gang Kaswari dan memproduksi 2.000 keranjang mochi per hari dengan harga Rp35.000,- per keranjang. Saban hari, Nanti dari mochi Lampion bisa meraup omzet Rp7 juta per hari dari penjualan mochi.

Di Sukabumi terdapat 11 perajin kue mochi. Mereka tersebar mulai dari skala besar sampai skala rumahan. Mereka tersebar di beberapa tempat yaitu jalan Otista, jalan Ahmad Yani dan Jalan Surya. Beni, penerus usaha keluarga mochi Berkah yang terletak di jalan Ahmad Yani, mengaku memproduksi kue mochi berdasarkan pesanan.

Moci Ahmad Yani

Beni, pemilik usaha mochi Ahmad Yani terus berinovasi dengan membuat kue mochi dalam kemasan dus.

Β 

"Usaha ini didirikan tahun 1980 dan saya generasi ke dua, omzet sempat mengalami penurunan sewaktu masa kerusuhan tahun 1998," kata Beni.

Selain membuat kemasan kue mochi dalam bentuk keranjang, Beni pun berinovasi dengan ukuran kue mochi yang agak besar ditaburi dengan wijen dalam kemasan dus.

Peluang bisnis usaha mochi

Selama lebih dari 31 tahun, di Gang Kaswari hanya berdiri pabrik mochi Lampion. Setelah melihat kesuksesan yang diraih mochi Lampion, sejumlah perajin lain mencoba usaha yang sama. Menurut Nanti, para perajin baru itu masih memiliki ikatan sosial dengan Lampion.

Nanti Kustriana

Nanti Kustriana pemilik usaha mochi Lampion menjalankan usaha mochi yang didirikan ayahnya.

Β 

"Kami membimbing para karyawan di sini, bagaimana cara bekerja yang baik, jangan kerja di Lampion terus, karena di sini hanya batu loncatan. Mereka harus bisa berusaha di tempat lain, terutama kepada generasi muda, supaya menjadi pengusaha sukses" ujar Nanti yang berkeinginan untuk membantu orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan.




(Nograhany Widhi K/Nograhany Widhi K)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads