Malaysia Mulai Menggali Kuburan 'Migran'

Malaysia Mulai Menggali Kuburan 'Migran'

- detikNews
Rabu, 27 Mei 2015 10:51 WIB
Jakarta -

Β 

bukit wang burma

Garis polisi dipasang di sekitar kamp yang diduga menjadi tempat pengurungan para migran oleh penyelundup manusia.

Pemerintah Malaysia memulai penggalian kuburan massal yang diduga berisi mayat para migran, di perbatasan dengan Thailand.

Pihak berwenang yakin bahwa migran ini diculik untuk dimintai tebusan di kamp tahanan di dalam hutan, dan 139 orang diantaranya meninggal serta dikuburkan di sana.

Ribuan pengungsi meninggalkan Myanmar dan Bangladesh dalam beberapa pekan terakhir dengan perahu dan berlabuh di Thailand dan Malaysia. Banyak di antara mereka yang berakhir di tangan para penyelundup manusia.

Sementara pemerintah Thailand membentuk 'pangkalan angkatan laut terapung' untuk menolong mereka.

Kamp-kamp tahanan ini beberapa waktu lalu diabaikan, menyusul serbuan oleh polisi Thailand terhadap penyelundup manusia sesudah beberapa kuburan massal ditemukan di Provinsi Songkhla, Thailand selatan.

Beberapa migran ditahan di dalam 'kandang manusia' yang terbuat dari kayu dan kawat berduri.

Kepala Kepolisian Nasional Malaysia, Khalid Abu Bakar, mengatakan ada tanda-tanda penyiksaan digunakan tapi tak menjelaskan lebih jauh. "Kami amat terkejut atas kekejaman yang terjadi," katanya.

Mengenai 'kandang', ia mengatakan kepada wartawan, "Migran-migran ditahan di kandang kayu ini... Mereka tak diijinkan bergerak dengan bebas, dan para penyelundup mengawasi dari pos penjagaan."

Pangkalan terapung

kamp tahanan

Seperti inilah kamp tahanan para migran di perbatasan antara Malaysia dengan Thailand.

Awal bulan ini, Thailand memulai penyerbuan terhadap rute yang digunakan oleh para penyelundup untuk memindahkan migran Banglades dan Muslim Rohingya dari Myanmar melalui wilayah mereka.

Para migran ini ingin ke Malaysia, dan mereka dikirim melalui laut, tapi ribuan di antaranya terombang-ambing karena tak ada negara yang mau menerima mereka.

Badan pengungsi PBB, UNHCR, menyatakan sekitar 3.000 orang telah mendarat, dan sekitar 2.600 lagi masih berada di laut.

Malaysia dan Indonesia sudah sepakat untuk menghentikan penolakan perahu dan mulai menyediakan tempat penampungan sementara bagi para migran asal Myanmar dan Bangladeshi.

Thailand -sekalipun tak akan mengusir kapal para pengungsi- menyatakan mereka tak akan menampung para migran.

Hari Senin (25/05) karena tekanan dunia internasional, Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha mengatakan akan membuat 'pangkalan angkatan laut terapung' untuk menolong mereka.

Sebuah kapal angkatan laut dan pesawat pengintai akan memberi pasokan dan pengobatan terhadap migran yang terdampar di sekitar Laut Andaman.

Namun hanya mereka yang mengalami luka dan penyakit serius yang akan dibawa ke darat, dimana kedatangan mereka tetap akan dianggap ilegal.

(Nograhany Widhi K/Nograhany Widhi K)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads