PM Abbott Tidak akan Ampuni Warga Australia Eks Milisi

PM Abbott Tidak akan Ampuni Warga Australia Eks Milisi

- detikNews
Selasa, 19 Mei 2015 16:35 WIB
Jakarta -

Abbott memperingatkan warga Australia eks anggota milisi yang berencana balik bahwa "mereka akan ditangkap, diadili dan ditahan."

Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan tidak akan berbelas kasihan kepada warga Australia yang bergabung dengan kelompok garis keras di luar negeri lalu menyesal dan mencoba kembali pulang.

Pernyataan itu dikeluarkannya menyusul laporan bahwa tiga warga Australia yang bergabung dengan kelompok Islam garis keras di Suriah sedang berencana pulang.

Pengacara salah satu warga Australia itu mengatakan kliennya kecewa dengan realita jihad dan dapat membantu mencegah orang-orang lain bergabung dengan misi itu.

Namun Abbott memperingatkan mereka yang berencana balik bahwa "mereka akan ditangkap, diadili dan ditahan."

"Sebuah tindak kriminal tetaplah tindak kriminal. Bila Anda ke luar negeri dan melanggar hukum-hukum Australia, bila Anda pergi untuk membunuh orang-orang tak bersalah dan mengatasnamakan kepercayaan ekstremis, bila Anda pergi untuk menjadi pembunuh kelompok Islam, ya kami tidak akan menyambut Anda dengan tangan terbuka," kata Abbott.

Dalam hukum di Australia, mendukung kelompok bersenjata di luar negeri ialah sebuah tindakan kriminal.

Setidaknya 90 warga Australia diperkirakan sedang berperang bersama kelompok-kelompok gerilyawan di Timur Tengah.

Setidaknya 90 warga Australia diperkirakan sedang berperang bersama kelompok-kelompok gerilyawan di Timur Tengah.

Β 

Kelompok ISIS

Media Australia melaporkan ketiga pria yang berencana kembali pulang awalnya pergi untuk bergabung dengan kelompok ISIS yang menguasai sebagian besar Irak dan Suriah.

Fairfax Media mengatakan dua diantara mereka telah mulai berunding beberapa bulan lalu. Namun ada kekhawatiran mengenai keamanan pejabat urusan luar negeri yang akan membantu proses pemulangan.

Rob Stary, pengacara bagi salah satu pria tersebut, mengatakan kliennya bekerja sebagai tenaga medis di wilayah Suriah yang dikuasai oleh kelompok milisi Front al-Nusra dan Free Syrian Army.

Dia mengatakan pada stasiun Australian Broadcasting Corporation (ABC) bahwa paspor pria asal Negara Bagian Victoria itu dicabut setelah dia pergi ke Timur Tengah.

Stary mengatakan proses perundingannya dengan kepolisian federal Australia mengenai pemulangan kliennya telah berhenti.

Tiga warga Australia yang bergabung dengan kelompok Islam garis keras di Suriah sedang berencana pulang.

Β 

"Saya tidak berharap klien saya pulang dalam situasi sekarang," kata Stary kepada radio ABC. "Dia akan rentan didakwa. Saya pikir dia akan didakwa."

Dia mengatakan kepada stasiun radio lainnya, 3AW, bahwa bila pelanggaran kliennya "dapat diputihkan" maka dia harus diinterogasi namun polisi telah "menutup kemungkinan tersebut".

Radikalisasi dan perekrutan kelompok milisi di Timur Tengah menjadi tantangan bagi pihak berwenang di Australia.

Antara Agustus 2014 hingga Februari 2015, unit kontra-teror di bandara Australia menghentikan 76.000 orang yang terlihat mencurigakan.

Awal bulan ini seorang remaja Melbourne berusia 17 tahun ditangkap dalam penggerebekan di rumah keluarganya setelah diduga merencanakan serangan bom.

(Nograhany Widhi K/Nograhany Widhi K)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads