Rusia Siap Gelar Parade Militer Terbesar

Rusia Siap Gelar Parade Militer Terbesar

- detikNews
Minggu, 10 Mei 2015 00:49 WIB
Moskow -

Ribuan serdadu Rusia dari berbagai kesatuan militer akan berpartisipasi dalam parade di Moskow.

Rusia bakal menggelar parade militer terbesar di Moskow untuk memperingati 70 tahun kemenangan atas Nazi dalam Perang Dunia II.

Parade yang akan dilangsungkan pada pukul 10.00 waktu setempat atau pukul 14.00 WIB itu akan melibatkan ribuan serdadu dari berbagai kesatuan militer Rusia. Sebagian di antara mereka bahkan akan memakai seragam era Perang Dunia II.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di samping serdadu Rusia, sejumlah prajurit Cina juga akan turut andil dalam parade di Moskow untuk pertama kalinya. Kehadiran mereka dimaknai sebagai makin hangatnya kerja sama antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Cina Xi Jinping.

Untuk pertama kalinya, sejumlah serdadu militer Cina akan turut ambil bagian dalam parade di Moskow.

Β 

Parade itu pun bakal menjadi ajang bagi militer Rusia untuk unjuk kecanggihan. Selain menerbangkan lebih dari 100 pesawat tempur, Rusia akan memamerkan tank T-14 Armata yang memiliki meriam dengan pengendali jarak jauh dan rudal balistik antarbenua RS-24 Yars yang sanggup mengangkut tiga hulu ledak nuklir secara bersamaan.

Selain di Moskow, parade serupa akan digelar di sejumlah kota, termasuk di Kota Sevastopol yang berada di Semenanjung Krimerakawasan yang diduduki Rusia sejak Maret 2014.

Dalam parade tersebut, Rusia akan memamerkan tank T-14 Armata yang memiliki meriam dengan pengendali jarak jauh.

Β 

Boikot

Meski sebanyak 20 kepala negara akan menghadiri parade tersebut, seperti Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden India Pranab Mukherjee, sejumlah figur pemimpin negara Barat melancarkan aksi boikot.

Pemimpin yang memboikot parade militer Rusia antara lain mencakup Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Perdana Menteri Australia Tony Abbott, dan Kanselir Jerman Angela Merkel. Sejumlah pemimpin negara anggota Uni Eropa pun ikut dalam aksi tersebut.

Pemboikotan itu merupakan bagian dari protes mereka atas keterlibatan Rusia dalam krisis di Ukraina.

"Kejahatan dilakukan pada jaman sekarang, pada abad ke-21, di tengah agresi terhadap Ukraina, meski terdapat pelajaran terkeji di masa lalu," kata Presiden Ukraina Petro Poroshenko sebagaimana dikutip kantor berita AFP.

(rvk/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads