Menteri Luar Negeri Julie Bishop mengatakan kesepakatan itu akan membantu kedua negara dalam upaya mengatasi kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS.
Dia menambahkan bahwa Australia akan memiliki akses ke informasi yang dikumpulkan oleh informan Iran di Irak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar 100 warga Australia diyakini terbang ke Irak dan Suriah untuk bergabung dan bertempur bersama ISIS, dan pihak berwenang memperingatkan bahwa mereka merupakan ancaman serius bagi keamanan dalam negeri.
Terdapat juga kekhawatiran tentang pendukung ISIS dan kelompok radikal lainnya yang berada di Australia.
Akhir pekan lalu, lima remaja ditangkap karena dicurigai merancang serangan di acara peringatan seabad Perang Dunia Pertama.
Kesepakatan informal
Julie Bishop mengatakan, sejak tahun 2014 Australia telah mempertimbangkan gagasan berbagi informasi dengan Iran.Masalah ini menjadi lebih mendesak setelah terjadinya pengepungan 17 jam di sebuah kafe di Sidney pada bulan Desember, ketika pengungsi asal Iran Man Haron Monis menyandera 18 orang.
Polisi menyerbu gedung, tetapi sandera Tori Johnson, 34 tahun, dan Katrina Dawson, 38 tahun, tewas, bersama dengan Monis.
Saat ia melancarkan serangan, Monis tidak diketahui memiliki hubungan dengan kelompok teror dan tidak berada di daftar pengawasan.
Bishop mengatakan pada hari Minggu bahwa perjanjian dengan Iran akan bermanfaat dalam memerangi terorisme.
"Ini merupakan kesepakatan informal. Kami akan berbagi materi intelijen yang akan memberi kita informasi tentang siapa warga Australia yang mengambil bagian (dalam aktivitas ISIS)," kata Bishop seperti dikutip ABC News.
"Saya percaya bahwa Iran memiliki informasi yang kami cari dan mereka sangat menyenangkan untuk berbagi informasi dengan kami."
Australia merupakan bagian dari pasukan internasional melawan ISIS. Iran, meskipun tidak dalam koalisi itu, diyakini banyak terlibat dalam perjuangan melawan ISIS di Irak.
Bulan Maret lalu, milisi Syiah yang didukung Iran membantu pasukan pemerintah Irak melancarkan serangan besar-besaran untuk merebut kembali kota Tikrit dari militan ISIS.
Penasihat militer Iran, dipimpin oleh Jenderal Qasem Soleimani dari Garda Revolusi, awalnya membantu mengkoordinir operasi itu.
(nwk/nwk)











































