Tersangka Predator Seks Australia Hadapi 145 Dakwaan

Jakarta - Seorang pria berusia 47 tahun menghadapi 145 dakwaan kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak di tiga negara bagian Australia.

Dakwaan itu termasuk lima kasus perkosaan, empat perbuatan tidak senonoh terhadap anak-anak dan delapan kasus penyerangan seksual terhadap anak, seperti disampaikan kepolisian.

Pria, yang berasal dari Queensland, itu diduga melakukan tindakan penyerangan seksual antara tahun 2002 dan 2015.

Pernyataan yang dirilis kepolisian menyebutkan telah mengidentifikasikan 28 anak-anak yang diduga menjadi korban.

Korban-korban tersebut diidentifikasikan berasal dari negara bagian Queensland, New South Wales dan Victoria. Polisi menyebutkan jumlah korban kemungkinan bertambah di bagian selatan Australia.

Polisi mengatakan pria tersebut yang tidak dapat disebutkan identitasnya karena alasan hukum.

Polisi menyatakan pria itu menargetkan anak-anak melalui situs media sosial, dengan menggunakan nama "Jazz", "Jazzman" dan "David Bourne".

"Dalam beberapa kasus para korban diduga bertemu dengan pria tersebut dan kemudian dibawa ke hotel di mana penyerangan terjadi," demikian pernyataan Polisi Queensland.

Pria tersebut ditangkap dalam operasi penyelidikan gabungan antara Unit Investigasi dan Perlindungan Anak Warwick dan detektif dari Satgas Argos, tim khusus Kepolisian Quensland untuk menangani kasus eksploitasi anak-anak secara online.

Sebelumnya, Satgas Argos telah mengagalkan setidaknya satu predator seks yang menargetkan anak-anak setiap pekan.

Kasus ini mencuat ketika Polisi Federal Australia AFP di Canberra bekerja sama dengan polisi Belanda untuk menyelidiki sebuah hard drive yang berisi "lebih dari ribuan" foto kekerasan seksual pada anak, yang diduga dilakukan oleh seorang pria Australia yang ditangkap di Filipina pada bulan lalu.

AFP mengatakan kepada BBC bahwa 256 warga Australia yang masuk dalam daftar predator seks berpergian ke Filipina dalam empat tahun terakhir.

Polisi telah bekerja sama dalam kasus Warwick sejak April tahun lalu, dan berupaya untuk mengidentifikasi seluruh korban, seperti disampaikan oleh Detektif Senior Polisi Russell Joyce.


(nwk/nwk)