Kasus Transfusi Darah Tercemar di Tahun '80-an, PM Inggris Minta Maaf

Kasus Transfusi Darah Tercemar di Tahun '80-an, PM Inggris Minta Maaf

- detikNews
Kamis, 26 Mar 2015 10:52 WIB
Jakarta - Perdana Menteri Inggris, David Cameron, atas nama pemerintah Inggris meminta maaf kepada orang-orang yang menjadi korban skandal darah yang tercemar di Skotlandia.

Ribuan orang diduga terinfeksi virus Hepatitis C dan HIV melalui produk darah tercemar yang beredar di tahun 1970-an dan 1980-an.

Hal ini diketahui sesudah sebuah penyelidikan, yang dikenal dengan nama "Penrose Inquiry", dilakukan di Skotlandia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun penyelidikan itu sendiri menyimpulkan tak banyak yang bisa dilakukan mengenai hal tersebut.

Hanya satu rekomendasi yang dihasilkan, yaitu bahwa siapapun di Skotlandia yang menerima transfusi darah sebelum tahun 1991 harus menjalani tes Hepatitis C, jika mereka belum pernah melakukannya.

Terjadi kemarahan terhadap laporan itu dari para korban dan anggota keluarganya yang berkumpul di Museum Nasional di Edinburgh melihat penerbitan laporan itu sesudah menanti selama enam tahun.

Mereka berteriak tentang kemungkinan "pengaburan" ketika kesimpulan laporan itu dibacakan.

Skandal darah yang tercemar ini digambarkan sebagai penanganan terburuk sepanjang sejarah NHS atau sistem kesehatan Inggris.

Skandal ini bertanggungjawab terhadap kematian ratusan orang, kebanyakan para pengidap hemofilia, atau kekurangan zat pembeku darah.

Bicara di Majelis Rendah, Cameron menyatakan bahwa sulit untuk membayangkan "ketidakadilan yang dirasakan karena terinfeksi oleh penyakit seperti Hepatitis C atau HIV".

Ia juga memastikan bahwa pemerintah akan menyediakan dana hingga 25 juta poundsterling di tahun 2015/16 untuk mendukung peralihan pengaturan sistem pembayaran yang lebih baik.


(nwk/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads