Pemerintah Myanmar tengah menyelidiki pidato biksu kenamaan, Ashin Wirathu, yang menyebut utusan PBB sebagai pelacur dan wanita jalang.
Wirathu mengeluarkan kata-kata tersebut saat berpidato dalam unjuk rasa menentang pejabat PBB Yanghee Lee, yang mengatakan prihatin dengan nasib minoritas Muslim.
Yanghee Lee secara khusus menyoal diskriminasi terhadap warga Rohingya, yang tidak diakui sebagai warga negara Myanmar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Yanghee Lee ini dilaporkan membuat para biksu garis keras marah, yang menganggap orang-orang Rohingya sebagai pendatang ilegal dari Bangladesh, yang memaksa masuk ke negara Myanmar yang berpenduduk mayoritas Buddha.
Ashin Wirathu adalah pemimpin gerakan yang menyerukan pembatasan Muslim di Myanmar.
Melalui halaman Facebook, Menteri Informasi Myanmar mengatakan pihaknya meminta Kementerian Agama untuk menyelidiki kasus pidato biksu tersebut.
Wartawan BBC di Myanmar, Jonah Fisher, mengatakan para politikus Myanmar tidak terlalu vokal atas pernyataan yang disampaikan Ashin Wiratu, karena mereka tidak ingin para biksu, yang memegang posisi sentral dalam kehidupan masyarakat, berseberangan dengan mereka.
(bbc/nwk)