Seorang tentara Somalia membalas pembunuhan istrinya dengan menembak mati lima perempuan yang berhubungan dengan militan Islam Al Shabab.
Seorang pejabat mengatakan dia menduga bahwa perempuan itu bekerjasama dengan para pembunuh istrinya, yang juga seorang prajurit.
Kaum bersenjata Al-Shabab membunuh istrinya serta seorang prajurit wanita lain di kota kecil Tiyeglow, pada Selasa malam, kata pejabat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka menguasai kota Tiyeglow selama sekitar enam tahun sebelum jatuh ke pasukan pemerintah tahun ini, lapor wartawan BBC Mohamed Moalimu dari Mogadishu, ibukota Somalia.
Pembunuhan ketujuh perempuan ini mengejutkan kelompok pembela hak-hak perempuan di Somalia, yang menyebut sangatlah jarang begitu banyak perempuan yang ditembak mati.
Mohamed Abdalla Hassan, seorang pejabat pemerintah di Tiyeglow mengatakn, militan bersenjata al-Shabab menembak mati dua tentara perempuan dalam serangan cepat Selasa malam.
Keesokan harinya, Rabu (10/12), pasukan pemerintah menangkap lima perempuan yang dicurigai membantu al-Shabab mengidentifikasi target mereka, katanya.
Ketika mereka sedang dibawa ke kantor polisi, seorang tentara menghadang dan menembak mati mereka, tambah Mohamed Abdalla Hassan.
Somalia tak memiliki pemerintah pusat yang efektif sejak penggulingan rezim Siad Barre pada 1991.
Uni Afrika menempatkan sekitar 22.000 tentara di negara itu untuk membantu pemerintah yang lemah dalam menghadapi al-Shabab, sebuah kelompok yang terkait dengan al-Qaeda.
(nwk/nwk)