Proses Demokratisasi di Myanmar 'Terhenti'

Proses Demokratisasi di Myanmar 'Terhenti'

- detikNews
Kamis, 06 Nov 2014 10:05 WIB
Jakarta -
Aung San Suu Kyi

Aung San Suu Kyi terpilih menjadi anggota parlemen pada 2012 setelah menjalani tahanan rumah.

Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, menegaskan bahwa reformasi di negaranya "terhenti" dan meminta semua pihak untuk "tidak terlalu optimistis".

Saat berbicara di konferensi pers di Yangon hari Rabu (05/11), pemenang Hadiah Nobel tersebut menyatakan reformasi di negaranya tidak mengalami kemajuan yang nyata dalam dua tahun terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan pembicaraan tingkat tinggi dengan sejumlah politikus senior dan kepala angkatan bersenjata pekan lalu tidak banyak membuahkan hasil.

Pekan depan Myanmar akan menjadi tuan rumah satu pertemuan tingkat tinggi, yang akan dihadiri beberapa kepala negara, di antaranya Presiden Barack Obama.

Aung San Suu Kyi meminta berbagai pihak, termasuk masyarakat internasional, untuk tidak terlalu berharap banyak dengan proses demokratisasi yang tengah berlangsung di Myanmar.

"Kami beranggapan kadang pemerintah Amerika terlalu optimistis dengan proses reformasi (di Myanmar)," kata Suu Kyi.

"Minimnya kemajuan harus menjadi bahan pemikiran yang serius oleh pemerintah Amerika," tambahnya.

Myanmar menerapkan kebijakan-kebijakan reformis di bawah Presiden Thein Sein sejak pemilu 2010, yang antara lain mendorong Aung San Suu Kyi bersedia terlibat dalam proses politik.

Suu Kyi terpilih menjadi anggota parlemen pada 2012 setelah selama bertahun-tahun menjalani tahanan rumah.

(nwk/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads