Dikatakan bocah-bocah perempuan berseragam sekolah kerap dicegat orang di luar sekolahnya.
Ketua tim penyelidikan, Ann Coffey MP mengatakan "pandangan umum" yang menyalahkan anak-anak, menyebabkan selama enam tahun terakhir dari 13.000 kasus hanya 2.300 yang dibawa ke pengadilan, dan hanya 1.000 yang dihukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan yang dberjudul - Suara-suara Nyata - Ann Coffey mengatakan video musik yang vulgar, sexting (sms cabul) dan selfie (khususnya yang telanjang) bisa "memicu peningkatan seksualisasi anak-anak".
'Bocah adalah bocah'
"Normalisasi gambar semiporno ... telah melahirkan norma-norma sosial baru dan mengubah ekspektasi tentang hak seksual," katanya.
"Kita perlu untuk menegaskan pesan kuncinya bahwa apapun pakaian yang dikenakan anak-anak muda, dan seseksual apapun penampilan mereka, mereka tetap masih bocah dan membutuhkan perlindungan kita."
Kaum lelaki merasa OK untuk menyentuh dan melecehkan, sesuatu yang seakan "norma umum".
Selama penyelidikan, Ann Coffey yang merupakan seorang anggota parlemen, berbicara kepada para remaja yang pernah didekati kaum pria.
Salah seorang mengaku bahwa ia mengatakan kepada lelaki yang mendekatinya, "Saya bilang, 'Tidak bisakah Anda melihat saya masih kecil? Saya masih pakai seragam sekolah.'"
Diungkap Ann Coffey, "Ini kejadian sehari-hari yang dialami (sejumlah gadis kecil), sesuatu yang sangat menjengkelkan mereka, bahwa laki-laki berumur mendatangi mereka di jalanan mengajak mereka masuk mobil dan dalam beberapa kejadian menyentuh mereka."
Gadis-gadis kecil itu mengeluh, "Ya, kejadiannya begitu sering, laki-laki yang begitu, sangat banyak, apa yang bisa dilakukan polisi?"
"Itu menunjukkan mereka hidup dalam lingkungan di mana (kaum laki-laki) merasa OK untuk menyentuh, melecehkan, dan mengganggu gadis-gadis kecil berseragam sekolah," tambah Ann Coffey. "Itulah yang saya maksud dengan itu menjadi norma sosial baru."
"Sungguh mengagetkan. Saya benar-benar ngeri."
(bbc/nwk)











































