Jeannette Good, pimpinan kelompok tempat asuhan anak ABB, mengatakan kepada koran Schweiz am Sonntag bahwa, "Belum lama ini kami kebanjiran CV, tetapi sekarang kami kekurangan staf yang memenuhi syarat."
Jumlah staf pria kurang dari 10% dan badan perawatan anak resmi Kibesuisse mendorong usaha meningkatkan jumlah pekerja terlatih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kibesuisse mengatakan warga asing dan pekerja migran berhak melamar, tetapi surat kabar tersebut mempertanyakan apakah referendum bulan Februari akan membatasi migrasi dari Uni Eropa ke Swiss karena kuota baru akan menghambat usaha ini.
Stefanie Knocks dari Kibesuisse juga mengakui adanya masalah mendasar pencarian staf bagi tempat asuhan anak.
"Bayarannya rendah dan merupakan pekerjaan yang berat secara fisik dan kejiwaan," katanya sambil menambahkan terdapat juga hambatan sosial bagi pria.
Sejumlah pengasuh pria harus menghadapi ejekan dari teman-temannya, di samping berita negatif tentang pria yang ingin bekerja dengan anak-anak kecil.
(nwk/nwk)











































