Militer Thailand melakukan kudeta setelah berbulan-bulan gejolak politik dengan mengambil alih pemerintahan dan membekukan konstitusi untuk memulihkan ketertiban dan mengaktifkan reformasi politik.
Kondisi politik Thailand saat ini kacau. Demonstrasi terjadi di negara itu selama berbulan-bulan.
Pihak oposisi mengatakan pemerintahan yang terpilih secara demokratis harus mundur karena korup. Sejumlah orang meninggal dalam kerusuhan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabinet diperintahkan untuk melapor ke militer dan pertemuan lebih dari lima orang dilarang.
Jam malam nasional diberlakukan antara 22:00 dan 05:00. Media penyiaran diperintahkan untuk menghentikan semua program.
Pernyataan militer menyebutkan Panglima Angkatan Bersenjata Jendral Prayuth akan memimpin badan militer Dewan Perdamaian dan Ketertiban Nasional.
Namun majelis tinggi parlemen dan pengadilan masih tetap berfungsi.
Tidak lama setelah kudeta diumumkan tentara segera bergerak cepat ke arah kamp 'kaus merah' di luar Bangkok dan juga ke kubu demonstran antipemerintah di pusat kota.
Tentara melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan kam demonstran namun tidak ada kekerasan besar.
Banyak pengamat skeptis saat militer menekankan deklarasi darurat militer pada tanggal 20 Mei bukan berarti pengambilalihan kekuasaan.
Namun dua hari kemudian.
Dalam beberapa puluh tahun terakhir, kudeta ini adalah yang ke-12 kali sejak berakhirnya monarki absolut pada 1932.
Kudeta terakhir terjadi pada 2006, saat Perdana Menteri Thaksin Shinawatra digulingkan oleh tentara setelah dituduh korupsi.
Tentara sering dituduh bersimpati pada oposisi dalam gerakan antipemerintah yang terjadi belakangan ini.
(nwk/nwk)











































