Pegiat pendukung Rusia di Ukraina timur tetap akan melakukan referendum kemerdekaan hari Minggu 11 Mei, meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin telah meminta penundaan.
Keputusan ini diumumkan pemimpin kelompok separatis setelah berunding dengan para pendukungnya.
Jutaan surat suara telah dipersiapkan untuk referendum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan melanjutkan referendum diumumkan pemimpin separatis daerah Donetsk dan Luhansk.
Pemimpin di Donetsk, Denis Pushilin, mengatakan keputusannya bulat. "Kami hanya menyuarakan keinginan rakyat dan menerjemahkannya lewat tindakan," katanya.
Juru bicara Kremlin mengatakan hanya terdapat "sedikit informasi" dan diperlukan waktu untuk menganalisa keadaan.
Hari Rabu, mendesak dilakukannya penundaan agar tercipta keadaan yang memungkinkan dilakukannya perundingan.
Pemerintah Ukraina mengatakan mereka tidak akan menerima hasil referendum dan operasi "antiteror" akan dilanjutkan.
Wartawan BBC di Donetsk, Richard Galpin, melaporkan terjadi peningkatan ketegangan karena muncul kekhawatiran jajak akan semakin memicu ketegangan dan kemungkinan akan mendorong terjadinya perang saudara.
(rmd/rmd)











































