Sebuah laporan dari PBB menyebut gas sarin digunakan dalam tembakan roket di pinggrir ibukota Damaskus, bulan lalu meski tak diperjelas oleh tim penyusun laporan itu tentang siapa penggunanya.
"(Tindakan) ini merupakan kejahatan perang," seru Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Negara-negara besar dunia kini akan mencoba mengambil sikap dengan stempel resolusi Dewan Keamanan PBB.
Dalam penyelidikan tim PBB sebelumnya telah diperiksa 14 dugaan serangan dengan zat kimia di Suriah sejak September 2011.
Dalam perkembangan lain, pemerintah Turki menyebut menembak sebuah helikopter Suriah yang terbang mendekati perbatasan. Wakil Perdana Menteri Bulent Arinc mengatakan pesawat itu ditembak pesawat tempur Turki karena menerobos perbatasan udara.
Helikopter jatuh di wilayah Suriah dan nasib para awaknya hingga kini tak diketahui.
Kejahatan hina
Sekjen Ban Ki-moon memberi penjelasan singkat terkait laporan ini dalam sidang DK PBB dan kemudian bicara pada para juru warta.Ia mengatakan laporan itu diserahkannya "dengan sangat berat hati".
"Misi (penyelidik) menyimpulkan bahwa senjata kimia dipakai dalam skala relatif luas di wilayah Ghouta di Damaskus (pada 21 Agustus)... Serangan ini mengakibatkan jatuhnya banyak korban, terutama korban sipil."
Menurut Ban, saksi dan korban menyatakan gejala yang mereka rasakan setelah serangan ini sangat mirip dengan akibat dari serangan bahan kimia.
"Banyak diantara korban akhirnya kehilangan kesadaran. Petugas pertolongan pertama melukiskan menemukan banyak korban bergeletakan sebagian tewas, sebagian lagi tak sadarkan diri."
Hasil cek darah menurut Ban menunjukkan 85% korban positif korban zat sarin.
"Saya yakin semua lapisan akan mengikuti kutukan saya terhadap tindak kejahatan yang hina ini. Komunitas internasional bertanggung jawab untuk menuntut pertanggungjawaban pelakunya."
Duta Besar AS untuk PBB Samantha Power, mengatakan melihat tingginya skala dan kualitas serangan sarin yang dipakai serta tipe roket yang ditembakkan dalam serangan itu menunjukkan : "jelas hanya rezim berkuasa yang sanggup melakukannya."
Meski demikian belum jelas apa tindak lanjut dari publikasi laporan tersebut.
(bbc/bbc)