
Wamenlu Faisal Mekdad dikenal media Barat sebagai sumber wawancara pro Assad.
Sekelompok orang bersenjata di Suriah menculik ayah Wakil Menlu Faisal Mekdad, salah satu pejabat paling penting di negara itu.
Pria lanjut usia itu dibawa dari rumahnya di kota Daraa, demikian bunyi pernyataan baik dari pemerintah maupun kubu oposisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayah Wamenlu Mekdad, diduga berusia sekitar 80an, diculik di desa Ghossom Sabtu (18/05) seperti ditulis kantor berita Associated Press.
Menurut sebuah pos dalam halaman jejaring sosial Facebook milik Pemantau HAM Suriah, kelompok pro perlawanan yang berbasis di Inggris, "kubu tentara telah menahan sejumlah anggota keluarga seorang tersangka yang diduga terlibat dalam penculikan itu".
Posting Facebook itu juga menyebut "pasukan perlawanan dan faksi oposisi membantah mendalangi penculikan". Bahkan menurut pos milik Pemantau itu sebuah kesepakatan yang tak diumumkan menyangkat diakhirinya praktek saling culik mestinya dimulai di Daraa Jumat lalu.
Faisal Mekdad kerap menjadi sumber wawancara media asing, untuk memberikan pembelaan pada Presiden Bashar al-Assad.
Tak percaya negara Barat
Meski demikian hingga pekan ini Presiden Bashar al-Assad masih berkeras dirinya tak akan mundur meski tekanan dunia internasional makin kuat.
"Mundur berarti kabur," kata Presiden Assad pada koran Argentina, Clarin serta kantor berita Telam.
Dengan mengumpamakan dirinya sebagai pengemudi kapal di tengah badai di lautan, Assad mengatakan: "Yang pertama dilakukannya adalah menghadapi badai dan kemudian membawa kapal kembali ke jalur yang aman."
Ia menyambut inisiatif bersama AS-Rusia untuk menggelar perundingan damai tentang Suriah namun memperingatkan Damaskus tidak "mempercayai negara Barat benar-benar menghendaki ada solusi untuk Suriah".
Dari konflik di negara itu insiden kekerasan terakhir makan korban lima jiwa saat sebuah bom mobil meledak di Damaskus.
Ledakan ini didalangi kelompok "teroris" tulis media milik pemerintah, sementara diberitakan pula aparat mencoba menjinakkan seperangkat bom lain di lokasi.
PBB memperkirakan sejak upaya perlawanan terhadap pemerintahan Presiden Assad dimulai sudah 80.000 orang tewas dan 4,25 juta orang menjadi pengungsi karena konflik.
(bbc/bbc)