Panel-panel yang jarang sekali dipertunjukkan kepada publik itu, dihibahkan untuk Museum Manchester oleh pengusaha kapas Jesse Haworth pada 1921.
Kurator bidang Mesir museum tersebut Campbell Price mengatakan wajah-wajah itu tampak "sangat modern."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lukisan itu dibuat pada tahun 150 sesudah Masehi ketika Mesir menjadi bagian kekaisaran Romawi
Jendela langka
Penggalian Petrie didanai oleh Haworth dan banyak dari temuan itu menjadi koleksi pribadi Haworth.Price mengatakan institusi tersebut "sangat bersemangat" dapat menunjukkan potret-potret tersebut.
"Yang mengagumkan adalah orang-orang yang dilukis oleh para seniman itu terlihat seolah mereka berkebangsaan Yunani dan Romawi, dan bukan Mesir kuno, mengindikasikan betapa beragamnya kebudayaan di Mesir 2.000 tahun lalu," kata dia.
Panel-panel itu ditemukan oleh arkeolog zaman Victoria William Flinders Petrie.
"Potret-potret itu bisa ditentukan umurnya dari gaya rambut atau perhiasan, menunjukkan betapa mode sangat cepat berganti hampir dua ribu tahun silam.
"Mereka tampak sangat modern dan mencuri perhatian anda dalam cara yang berbeda dengan topeng mumi Mesir."
Dr Robert Mazza dari Universitas Manchester membantu menjadi kurator pameran tersebut, mengatakan artefak-artefak itu memberikan "jendela langka ke kehidupan manusia di poin-poin kunci dalam sejarah Mesir, ketika Mesir adalah sebuah dunia Mediterania luas yang didominasi oleh Kekaisaran Romawi."
Sejarah yang terlupakan
Papirus berisi Injil Maria yang asli yang oleh beberapa ahli dikatakan ditulis oleh Maria Magdalena dan dokumen sensus juga dipamerkan.Papirus itu dikoleksi oleh pendiri Perpustakaan John Rylands Enriqueta Rylands di awal abad ke 20.
Ko-kurator pameran Professor Kate Cooper mengatakan kertas-kertas itu menunjukkan "sisi sejarah yang terlupakan."
"Misalnya bagian-bagian Injil Maria yang mengatakan bahwa wanita harus memiliki peran pemimpin di gereja Kristen, pandangan yang berusaha ditekan oleh Gereja pertengahan," kata dia.
(bbc/bbc)