Longsor dengan diameter sekitar 100 meter itu merusak puluhan rumah. Bencana itu memaksa lebih dari 800 warga dievakuasi ke titik pengungsian. Luthfi memastikan seluruh warga Situkung dalam keadaan aman di pengungsian. Dalam tiga hari ke depan, relokasi ke hunian sementara akan mulai dilakukan.
"Hunian sementara sudah kita siapkan. Setelah itu baru hunian tetap, karena satu dusun terdampak. Ini bukan sekadar tempat tinggal kebutuhan sandang, pangan, papan, dan pekerjaan warga harus dipikirkan bersama," ucap Luthfi dalam keterangan tertulis, Senin (17/11/2025).
Saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemprov Jateng, TNI, dan Polri masih memetakan lokasi hunian sementara dan hunian tetap bagi warga yang kehilangan rumah akibat bencana tersebut.
Dalam kesempatan itu, Luthfi juga sempat bertemu warga yang mengharapkan ibunya dapat segera ditemukan.
"Kita doakan yang belum ditemukan agar segera ditemukan. Yang terpenting, semua warga harus berada di tempat aman, jangan kembali ke rumah karena kondisi tanah masih labil," ujarnya.
Luthfi menjelaskan kajian petugas menunjukkan area longsoran masih berpotensi bergerak. Hingga kini, sekitar 30 rumah rusak dan 886 warga telah dievakuasi. Sementara itu, tim SAR gabungan masih mencari 26 warga yang belum diketahui keberadaannya.
"Ada 26 warga yang masih belum ketemu. Ini menjadi prioritas untuk ditemukan. Besok pagi 500 personel kita kerahkan untuk melanjutkan pencarian," ungkapnya.
Di hadapan para pengungsi, Luthfi menyampaikan belasungkawa mendalam atas jatuhnya korban jiwa. Dia berharap keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
Sebagai informasi, operasi SAR akan kembali dilanjutkan esok pagi dengan pembagian sektor pencarian di RT 02 dan RT 03. BPBD, Basarnas, TNI-Polri, dan relawan terus memperkuat pencarian serta pemenuhan layanan dasar bagi warga terdampak.
Sejak awal bencana, Pemprov Jateng telah membagi penanganan menjadi empat klaster: Klaster pengungsian, memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi; Klaster logistik, mengatur alur pasokan makanan dan kebutuhan pokok; Klaster kesehatan, memberikan pelayanan kesehatan darurat; dan Klaster pendidikan, memastikan aktivitas belajar anak-anak SD, SMP, dan SMA tetap berjalan.
"Anak-anak tetap harus sekolah. Dinas Pendidikan sudah turun untuk memastikan kegiatan belajar tidak terhenti, meskipun sementara mereka berada di pengungsian," tutupnya.
Lihat juga Video: Update Terbaru Longsor Banjarnegara
(akd/ega)










































