Gubernur Jateng Ahmad Luthfi pun mengimbau seluruh masyarakat Jawa Tengah untuk meningkatkan kewaspadaan terkait ancaman bencana alam yang terjadi di wilayah masing-masing.
"Kita imbau masyarakat di daerah lain supaya waspada, terutama daerah-daerah yang di pegunungan dan rawan longsor," kata Luthfi dalam keterangannya, Sabtu (15/11/2025).
Luthfi juga meminta kepada seluruh bupati dan wakil kota serta BPBD kabupaten/kota untuk terus melakukan mitigasi bencana, dan memetakan daerah-daerah rawan bencana alam di wilayahnya.
"Peta lokasi (rawan bencana) agar itu bisa diberikan kepada masyarakat, sehingga mereka punya kewaspadaan," paparnya.
Terkait penanganan bencana tanah longsor di Desa Cibeunying, Luthfi mengatakan saat ini prioritas utamanya adalah pencarian korban hilang dan evakuasi warga yang selamat.
Ia menegaskan saat ini tim gabungan dari BPBD kabupaten dan provinsi, TNI, Polri, relawan tanggap bencana, dan seluruh stakeholder terkait masih terus berusaha menyisir lokasi.
"Ini terus berlanjut, beberapa alat sudah diturunkan semuanya. Kita berdoa semoga masih diberikan suatu keamanan atau keselamatan bagi masyarakat yang belum ditemukan," tuturnya.
Luthfi menambahkan, bantuan logistik juga mulai dikirim dan dapur umum sudah didirikan di sekitar lokasi. Tim gabungan di lapangan juga mulai menyiapkan penanganan pasca bencana dan recovery (pemulihan) bagi masyarakat setempat.
Sebagai informasi, tanah longsor di Desa Cibeunying terjadi pada Kamis (13/11) sekitar pukul 21.00 WIB. Peristiwa ini disebabkan hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah tersebut. Material longsor menimbun pemukiman dan menyebabkan penurunan tanah sedalam 2 meter dan retakan sepanjang 25 meter.
Kepala Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, mengatakan total ada 46 jiwa dari 17 kepala keluarga (KK) yang terdampak musibah. Hingga Jumat (14/11) pukul 11.00 WIB, tiga warga ditemukan meninggal dunia dan 20 orang masih dalam pencarian. (prf/ega)










































