20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Percepat Cari Korban Longsor Cilacap
Bangun Indonesia

Ayo, tingkatkan partisipasi kita dalam pembangunan bangsa dan wujudkan impian Indonesia yang lebih baik!

20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Percepat Cari Korban Longsor Cilacap

Renaldi Saputra
Jumat, 14 Nov 2025 16:57 WIB
Jakarta - Bencana longsor yang terjadi di Dusun Tarukan dan Dusun Cibuyut, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, menimpa pemukiman warga setempat. Bahkan, memakan korban jiwa. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah bersama pihak terkait, terjun ke lapangan sejak malam kejadian.

Petugas gabungan bahu-membahu mengerahkan bantuan untuk mengevakuasi para korban yang tertimbun. Pencarian hingga Jumat terus dilakukan. Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyatakan prihatin dan duka mendalam atas musibah longsor di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, yang memakan korban jiwa.

"Kami menyampaikan bela sungkawa dan keprihatinan yang mendalam atas musibah tanah longsor di Majenang, Cilacap. Saat ini tiga korban telah ditemukan meninggal dunia dan 20 warga masih dalam pencarian," ungkap Ahmad Luthfi, dalam keterangan tertulis, Jumat (14/11/2025).

Luthfi mengatakan, Pemprov Jateng memberikan perhatian penuh atas musibah longsor di Cilacap. Bersama pihak terkait, Pemprov memfokuskan pada pencarian korban yang belum ditemukan.

"Saat ini personel maupun peralatan dan logistik dari Pemprov Jateng sudah diturunkan di sana. Kita bahu membahu melakukan penanganan dan proses evaluasi bersama jajaran pemerintah Kabupaten Cilacap, TNI dan Polri," Luthfi.

Luthfi menyampaikan bahwa Pemprov Jawa Tengah saat ini tengah fokus pada penanganan kedaruratan bencana. Pemerintah provinsi juga telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polri, serta berbagai pihak terkait untuk melakukan evakuasi korban dan membantu warga terdampak.

Hingga Jumat (14/11/2025) pukul 11.00 WIB, tercatat tiga warga ditemukan meninggal dunia, sementara 20 orang masih dalam pencarian.

Sebagai informasi, longsor terjadi sekitar pukul 21.00 WIB setelah hujan deras berintensitas tinggi mengguyur kawasan tersebut. Material longsor menimbun permukiman, menyebabkan penurunan tanah sedalam dua meter dan retakan sepanjang 25 meter.

Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, menjelaskan total terdapat 46 jiwa dari 17 kepala keluarga (KK) yang terdampak musibah ini.

"Saat ini kami fokus pada pencarian korban yang hilang dan tertimbun longsoran tanah. Kita upayakan terus sampai korban ditemukan," ungkapnya.

Dijelaskan bahwa hingga Jumat siang, tiga korban ditemukan meninggal dunia. Mereka adalah Julia Lestari (20), Maya Dwi Lestari (15), dan Yuni (45), yang seluruhnya merupakan warga Dusun Tarukan.

Sebanyak 20 warga masih dinyatakan hilang, terdiri atas enam warga Dusun Tarukan dan 14 warga Dusun Cibuyut. Seluruh nama korban yang belum ditemukan telah diidentifikasi dan masuk dalam daftar pencarian tim gabungan. Sementara itu, terdapat tiga korban luka atas nama Maya, Haryanto, dan Andi. Ketiganya telah dibawa ke RSUD Majenang untuk mendapatkan perawatan medis.

Musibah longsor tersebut juga menyebabkan delapan rumah roboh, satu rumah mengalami kerusakan sedang, dan 16 rumah lainnya berada dalam kondisi terancam. Total area terdampak diperkirakan mencapai 6,5 hektare.

Upaya pencarian dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD Jawa Tengah, Dinsos Provinsi Jateng, BPBD Kabupaten Cilacap, Basarnas Cilacap, TNI/Polri, serta Dinkes dan Dinsos Kabupaten Cilacap.

Selain itu, UPT PUPR Majenang, Forkompincam Majenang, ULP Majenang, perangkat desa, komunitas relawan, dan warga juga turut terlibat aktif dalam penanganan musibah tersebut. Akses menuju lokasi diperlebar menggunakan excavator milik BBWS Citanduy untuk mempermudah proses evakuasi.

BPBD Provinsi Jawa Tengah dan BPBD Kabupaten Cilacap hingga siang ini masih melakukan asesmen lanjutan serta pemantauan lapangan terkait potensi cuaca ekstrem dan kesiapsiagaan TRC PB.

Dinas Sosial Jateng juga telah mengajukan bantuan dari Kemensos bagi keluarga korban. Bantuan dari pemerintah provinsi dapat disalurkan melalui Bantuan Tidak Terduga (BTT) bagi pemilik rumah yang roboh atau rusak, maupun melalui Program RTLH dari Disperakim.

Selain itu, Dinas Sosial telah mengirimkan bantuan logistik serta perlengkapan tidur untuk warga terdampak. Dapur umum pun didirikan, dan lokasi pengungsian yang aman dari ancaman longsor telah disiapkan. (akn/ega)

Berita selengkapnya tentang Kunjungi
Berita Terkait