Taj Yasin Serukan Pesantren Ramah Anak di Hari Santri Nasional 2025
Bangun Indonesia

Ayo, tingkatkan partisipasi kita dalam pembangunan bangsa dan wujudkan impian Indonesia yang lebih baik!

Taj Yasin Serukan Pesantren Ramah Anak di Hari Santri Nasional 2025

Hafiz khoerus Syif
Selasa, 21 Okt 2025 13:16 WIB
Taj Yasin Serukan Pesantren Ramah Anak di Hari Santri Nasional 2025
Foto: Pemprov Jateng
Jakarta - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menyerukan agar pesantren menjadi lingkungan yang ramah bagi anak dan perempuan. Ia menegaskan pesantren harus menjadi tempat pendidikan karakter yang menanamkan nilai kasih sayang, bukan kekerasan.

"Rasulullah sering mencium cucunya di depan para sahabat. Ketika ada sahabat berkata tidak pernah mencium anaknya, Rasulullah menjawab, 'Barang siapa tidak menyayangi, maka Allah akan mencabut kasih sayang dari hatinya.' Dari sini kita belajar bahwa pesantren harus menjadi pelopor pendidikan yang penuh kasih sayang dan menghormati perempuan serta anak-anak," ujar Taj Yasin dalam keterangan tertulis, Selasa (21/10/2025).

"Karena itu, kegiatan seperti ini penting sebagai bentuk kepedulian bersama," tambahnya.

Hal itu disampaikan dalam Sarasehan Hari Santri Nasional 2025 bertema 'Pesantren Anti Bullying dan Kekerasan: Menuju Pesantren Aman dan Sehat' di Pondok Pesantren Roudlotuth Tholibin Bendan, Kudus, hari ini.

Ia juga mengapresiasi inisiatif Ketua TP PKK Jawa Tengah Nawal Arafah Yasin dalam mendorong program Pesantren Ramah Anak dan Ramah Perempuan. Menurutnya, beberapa pesantren di Jawa Tengah telah mendeklarasikan diri sebagai lembaga ramah anak, dan diharapkan Ponpes Roudlotuth Tholibin menjadi salah satunya.

Menurut data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jawa Tengah, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan masih mencapai 1.349 kasus pada 2024 dan 867 kasus hingga Juli 2025. Taj Yasin menekankan pentingnya peran guru dan pengasuh dalam menciptakan lingkungan aman serta menanamkan keteladanan moral bagi para santri.

"Kalau dipresentasikan terhadap jumlah santri di Jawa Tengah, angkanya kecil, sekitar nol koma sekian persen. Tapi sekecil apa pun tetap harus jadi perhatian," tegasnya.

Gus Yasin menegaskan bahwa pesantren bukanlah tempat kekerasan, melainkan lembaga pendidikan karakter dan moral yang melahirkan generasi disiplin, berakhlak, dan penuh kasih sayang.

Ia juga menyoroti peran penting guru dan pengasuh pesantren sebagai pendidik sejati yang tidak hanya mengajar, tetapi juga mendampingi santri selama 24 jam sebagai teladan dalam kehidupan sehari-hari.

"Di pesantren, guru tidak hanya mengajar lewat kitab, tapi juga memberi teladan dalam akhlak dan kehidupan sehari-hari. Ini keunggulan pesantren yang tidak dimiliki pendidikan umum," tuturnya.

Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus memperkuat kerja sama dengan lembaga keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah untuk memperluas implementasi program tersebut.

"Alhamdulillah, lewat kerja sama antara pemerintah, lembaga keagamaan, dan masyarakat, Jawa Tengah kini menjadi rujukan nasional. Saya berharap Kudus bisa menjadi pionir yang menginspirasi daerah lain," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Kudus Sam'ani Intakoris turut menyampaikan rasa syukur atas terpilihnya Kudus sebagai tuan rumah puncak peringatan Hari Santri 2025 tingkat provinsi.

"Kita berharap Kudus selalu menjadi daerah yang damai, aman, dan tenteram, dengan pesantren-pesantren yang terus melahirkan santri-santri yang tidak hanya pintar mengaji, tetapi juga cerdas secara intelektual. Semoga dari kegiatan ini kita dapat menyerap ilmu yang bermanfaat dan menambah semangat keagamaan di lingkungan pesantren," ujarnya.

Kegiatan ini sekaligus membuka rangkaian acara Hari Santri di Jawa Tengah, yang dilanjutkan dengan peresmian Pameran Produk Unggulan UMKM di kawasan Simpang Tujuh Kudus.

Tonton juga Video: Hari Santri 2025, Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia

(ega/ega)

Berita selengkapnya tentang Kunjungi
Berita Terkait