Menurut dr Dwi, pemerintah dengan mengerahkan dokter spesialis ke desa-desa dapat membantu dalam menemukan penyakit-penyakit yang diidap masyarakat. Salah satunya adalah gangguan kejiwaan.
"Ada testimoni dari mereka (masyarakat) bahwa program Speling ini bagus buat masyarakat, karena bisa mengetahui kondisi kesehatan orang warga dengan cepat," kata dr Dwi.
Di luar Speling, dr Dwi juga menjelaskan RSJD RM Soedjarwadi juga mempunyai program Sapu Jagad. Melalui program itu, masyarakat dapat melaporkan apabila di lingkungannya terdapat orang dengan gangguan jiwa.
Rumah sakit akan menjemput, melakukan pengobatan termasuk terapi dan membekali skill, setelah sembuh pasien dikembalikan lagi ke masyarakat.
Dikatakan dr Dwi, orang lanjut usia (lansia) yang tinggal sendiri di rumah tanpa ada anak yang menemani rentan mengalami gangguan. Adapun jenisnya berupa depresi ringan maupun rasa cemas (anxiety).
"Banyak (gangguan kejiwaan) yang ditemukan adalah kecemasan dan depresi ringan. Dari 10 pasien, ada 7 sendiri yang datang di sini (konsultasi kecemasan dan depresi)," ujar dr Dwi.
dr Dwi menjelaskan dari tujuh pasien yang mengalami kecemasan dan depresi ringan tersebut adalah orang tua yang tinggal sendiri di rumah. Dari 10 pasien yang ia periksa itu rata-rata usianya di atas 50 tahun.
Saat terjun langsung dalam program Speling, dr Dwi merinci ada 2 orang berusia 65 tahun, 2 orang usia 57 tahun, dan 5 orang berusia 50-51 tahun, hanya ada 1 orang yang berusia 40.
"Tadi ada dua orang yang merasa sendiri karena anaknya merantau semua. Agak depresi karena rindu pada anaknya," kata dr Dwi.
Lebih lanjut, dr Dwi mengatakan gejala-gejala seperti kecemasan dan depresi yang dialami oleh orang tua atau lansia tersebut dapat dikurangi. Di antaranya dengan melakukan kegiatan yang melibatkan banyak orang terutama yang seusia, seperti pengajian, arisan PKK, posyandu lansia, dan lainnya.
Speling memang digagas oleh Gubernur Jateng Ahmad Luthfi untuk mendekatkan pelayanan dokter spesialis kepada masyarakat dengan basis desa. Hingga September 2025, Speling sudah dilakukan di 560 desa di Jateng.
Program ini juga terintegrasi dengan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dari pemerintah pusat.
"Di desa-desa itu tidak banyak yang mengenal dokter spesialis. Speling yang diintegrasikan dengan CKG ini bukti hadirnya negara untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan basis desa," kata Luthfi.
"Ini akan terus kita lakukan," sambungnya.
Luthfi juga tidak menyangkal gangguan jiwa menjadi salah satu penyakit yang banyak terdeteksi dari program Speling dan CKG.
"Ini saya amati, yang banyak itu ternyata gangguan jiwa. Makanya dokter spesialis jiwa kita ikutkan di program Speling," kata Luthfi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah per 10 Oktober 2025, sebanyak 5.918.363 orang dilakukan skrining terkait kesehatan jiwa. Skrining ini dilakukan melalui Speling, CKG, dan sejumlah program lainnya termasuk pemeriksaan kesehatan di sekolah-sekolah.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 32.735 orang atau 0,55% menunjukkan indikasi gejala depresi, kemudian 28.846 orang atau 0,49% menunjukkan indikasi gejala kecemasan.
Melihat Kembali detikSore on Location Indonesia Langgas Berenergi:
(akd/akd)