Misi Mulia Sido Muncul Lewat Pelatihan Racik Jamu ke Ratusan Angkringan Jogja

Misi Mulia Sido Muncul Lewat Pelatihan Racik Jamu ke Ratusan Angkringan Jogja

Advertorial - detikNews
Minggu, 03 Agu 2025 00:00 WIB
adv sidomuncul
Dok. Sido Muncul
Yogyakarta -

Besarnya nama PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) dalam dunia jamu di Indonesia, tak membuat Sido Muncul berhenti berinovasi. Khususnya untuk menjaga warisan budaya hingga berkontribusi mengembangkan UMKM seperti pelaku bisnis angkringan.

Sido Muncul dikenal sebagai pelopor modernisasi jamu hingga mengubah persepsi bahwa jamu bukan sekadar minuman tradisional, tapi bisa menjadi produk kesehatan yang praktis, higienis, dan berkualitas tinggi. Inovasi produk seperti Tolak Angin, Kuku Bima, dan lainnya menjadi bukti keberhasilan transformasi itu.

Namun, keunggulan Sido Muncul tak hanya di sisi produk, komitmen sosial perusahaan tercermin dalam program-program pemberdayaan masyarakat, pembinaan UMKM, pelestarian lingkungan, hingga dukungan terhadap seni dan budaya Indonesia.

Di tengah gempuran gaya hidup modern, Sido Muncul hadir dengan inisiatif bermakna lewat Pelatihan Angkringan Jamu Sido Muncul pada Kamis, (31/7), yang bertujuan untuk memperkenalkan produk Jamu Sido Muncul ke khalayak dan mengangkat kembali budaya jamu sebagai warisan leluhur yang relevan dan membumi.

Tak hanya cara meracik jamu, pelatihan ini memberikan banyak materi yang bermanfaat bagi ratusan pelaku usaha angkringan agar semakin berkembang. Sido Muncul menghadirkan pemateri yang andal pada pelatihan yang digelar di The Westlake Resto, Sleman, Yogyakarta.

Adapun tokoh yang hadir adalah Direktur Sido Muncul Dr. (H.C.) Irwan Hidayat dan Ahli Herbal Medis dr. Rianti Maharani, M.Si (HERBAL), FINEM AIFO-K.

Keduanya memaparkan materi yang terbagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama ada product knowledge dan manfaat jamu bagi kesehatan, kemudian disusul materi sesi kedua yakni demo seduh jamu. Ditutup materi sesi ketiga tentang higienitas dan sanitasi.

Pada materi awal, Irwan Hidayat menceritakan awal mula ia mulai membesarkan Sido Muncul dengan menginovasikan produk-produknya. Irwan memaparkan segala macam cara yang ia gunakan untuk membesarkan Sido Muncul guna memotivasi pebisnis angkringan peserta pelatihan.

"Saya berharap mereka jadi pengusaha angkringan yang sukses dan bisa dikembangkan. Bisnis ini bisa dikembangkan menjadi bisnis yang lebih baik," jelas Irwan di sela pelatihan, Kamis (31/7/2025).

"Saya kasih contoh bagaimana saya memulai dari nol, dari kecil, hingga bisa seperti hari ini. Saya berharap mereka bisa menjadi lebih baik," sambungnya.

adv sidomuncul

Foto: Sido Muncul

Bukan tanpa alasan, dipilihnya pelaku usaha angkringan sebagai peserta dalam pelatihan ini lantaran angkringan memiliki potensi berkembang yang sangat besar sebagai bisnis.

Selain itu, angkringan menjadi tempat yang paling cocok untuk melestarikan tradisi minum jamu karena letaknya yang sangat dekat dengan masyarakat. Angkringan, menurut Irwan, bisa survive dan berkembang secara bisnis karena menjual bermacam pilihan kuliner.

"Kalau dulu orang cuma jual jamu, kalau cuma jual jamu kan nggak bisa (survive). Nah mereka (angkringan) kan juga jual gorengan, siapa tahu nanti ada angkringan soto, jual jamu, jual roti, buat tempe sendiri," papar Irwan.

Lewat materi dan motivasi yang ia berikan, Irwan berharap berharap UMKM ini bisa tumbuh menjadi satu kekuatan tersendiri. Tumbuhnya pelaku bisnis tentu artinya bisa meningkatkan kesejahteraan mereka.

"Saya memberi motivasi ya, bahwa mereka tuh hebat semua. Dan kalau dikelola dengan baik, kuncinya itu, produknya baik, bersih, harganya masuk akal dan bisa diterima konsumen," urai Irwan.

"Jadi bantuan kami ya ini, pencerahan. Ya kalau bantuan ya pelatihan ini, paling sponsor, apa nilainya dibanding pengetahuan bahwa mereka bisa jadi bisa, dan cara-cara yang bisa ditiru," lanjutnya.

Irwan juga menegaskan jika usai mendapat pelatihan ini, tidak ada paksaan untuk para pedagang angkringan hanya menjual produk Sido Muncul. Malah ia berharap para peserta pelatihan bisa mengembangkan ide-idenya sehingga tujuan pelestarian jamu bisa terwujud.

Irwan justru mengaku bersyukur jika nantinya, lewat pelatihan ini, para peserta bisa berinovasi hingga mengembangkan bisnisnya. Ia juga mempersilahkan para peserta untuk 'panjat sosial' dengan Sido Muncul agar bisnisnya terus berkembang.

"Buat kami nggak masalah. Soal nanti sponsor kan nggak cuma dari kami saja, kalau mereka nanti gede nanti sponsornya dari banyak perusahaan. Saya akan menyumbangkan sesuatu yang bisa membuat mereka menyadari bahwa mereka hebat," terang Irwan.

"Salah satu tujuan ya memang melestarikan jamu, tapi kan pabrik jamu nggak cuma saya. Dan tidak ada monopoli mereka hanya jual Sido Muncul atau mereka juga nggak bisa dimonopoli. Bukan maksud saya nanti angkringan ini mesti pakai produk Sido Muncul, ya mereka boleh saja (pakai produk lain)," tegasnya.

Usai mendapat wejangan dan motivasi dari bos Sido Muncul, para peserta pelatihan lanjut menerima berbagai materi hingga ketrampilan teknis dari dr Rianti. Ia membeberkan soal khasiat tiap jamu hingga mempraktekkan cara seduh jamu agar nantinya bisa dikembangkan para peserta.

"Tentu ini adalah sebuah kesempatan untuk kita menjangkau masyarakat luas untuk mau minum jamu. Dengan angkringan ini diharapkan masyarakat bisa mendapat jamu yang mudah dan murah," jelas Rianti.

"Ada beberapa cara untuk penyeduhan dan nanti akan menjadi unik. Jadi angkringan-angkringan ini akan bersaing dengan kafe-kafe yang menyediakan minuman tradisional kekinian," sambungnya.

Tujuan dari pelatihan ini yakni pelestarian jamu dan pengembangan bisnis UMKM sangat dirasakan oleh salah satu peserta pelatihan, Retnasari (50). Pemilik angkringan Kopi Jos Blangkon di jalan Mangkubumi kota Jogja ini mengaku banyak mendapat energi positif dari pelatihan ini.

"Kemarin juga sudah diajak jalan-jalan ke pabrik untuk melihat proses pembuatan jamu. Terus sekarang diajari bagaimana cara meraciknya," papar Retnasari.

adv sidomunculFoto: Dok. Sido Muncul

"Terinspirasi dengan ceritanya Pak Irwan tadi ya, saya juga nggak menyangka Pak Irwan bisa sampai sejauh ini dengan omzet awal Rp 200 ribu. Kami juga gitu, kalau sepi ya memang agak down, tapi dengan cerita Pak Irwan tadi kami juga harus optimistis," ujarnya.

Gayung bersambut, kata Retnasari, peminat jamu masih sangat banyak terutama di Jogja. Pamor Jogja sebagai kota wisata juga menurutnya bisa menjadi sarana yang tepat untuk melestarikan jamu.

Terlebih di tempat angkringannya yang notabene masuk di kawasan wisata. Ia yakin kehadiran jamu di angkringannya bisa mendapat pasar yang cocok. Ia bilang, banyak yang menanyakan jamu ketika jajan di angkringannya.

"Banyak yang bertanya memang, alhamdulillah kan tempat saya di kawasan wisata ya, itu banyak orang masuk angin (usai perjalanan jauh), mabuk perjalanan. Supir-supir pada ngetem di situ," ujar Ari.

"Ada pasarnya, karena jamu juga banyak yang tanya. Tapi sementara ini kan saya hanya menyediakan jahe, susu jahe, jahe serai. Mungkin kalau angkringan kan ada yang sampai 24 jam, atau sampai malam. Kalau supir, atau yang kerja sampai malam lembur," pungkasnya.

(adv/adv)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.