Ritsumeikan University & FEB UI Pelajari Inovasi-Bisnis Jamu Sido Muncul

Ritsumeikan University & FEB UI Pelajari Inovasi-Bisnis Jamu Sido Muncul

Advertorial - detikNews
Kamis, 07 Agu 2025 00:00 WIB
adv sidomuncul
Kunjungan Ritsumeikan University dan FEB UI ke Kantor Sido Muncul (Dok. Inkana Putri/detikcom)
Jakarta -

PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) menerima kunjungan mahasiswa dan dosen Ritsumeikan University serta mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Selasa (5/8/2025). Kunjungan ini merupakan program 'Tailor-Made Cooperation-Workshop' kolaborasi FEB UI bersama Ritsumeikan University, Kyoto, Jepang.

Kunjungan Ritsumeikan University ke Kantor Sido Muncul, Jakarta, pun mendapat sambutan baik dari Direktur Sido Muncul, Dr. (H.C.) Irwan Hidayat. Sebab melalui program ini, pihaknya dapat berbagi ilmu tentang bisnis dan inovasi jamu di Indonesia.

"Jadi ini kunjungan dari Ritsumeikan University, mereka ingin tahu tentang bisnis jamu di Indonesia. Salah satu yang menjadi target kunjungan adalah Sido Muncul karena termasuk pabrik jamu yang dikenal luas. "Pada kesempatan ini, saya sangat senang karena punya kesempatan untuk memperkenalkan jamu pada mahasiswa," kata Irwan Kantor Sido Muncul, Gedung House of Jamu, Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Perkembangan Bisnis & Inovasi Produk Sido Muncul

Dalam kesempatan ini, Irwan membagikan cerita bagaimana perkembangan bisnis dan inovasi produk Sido Muncul. Ia mengatakan dahulu Sido Muncul berawal dari perusahaan kecil. Bahkan, selama 15 tahun berdiri, perusahaan tak kunjung mengalami kemajuan.

"Saya bekerja di Sido Muncul sudah 57 tahun. Dari tahun 1969 hingga 1984, perusahaan ini tidak maju-maju, stagnan saja. Kemudian saya dapat ide saya harus meniru pabrik farmasi agar bisa improve dan maju," ungkapnya.

Setelah melalui proses panjang, kini Sido Muncul menjadi perusahaan jamu dan farmasi terkemuka di Indonesia. Bahkan, produk-produk Sido Muncul telah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Indonesia, tak terkecuali para dokter.

"15 tahun setelah tahun 1985 akhirnya saya berhasil, bahkan para dokter banyak yang minum Tolak Angin. Dibutuhkan waktu 15 tahun karena membangun kepercayaan tidak bisa dengan uang, yang dibutuhkan waktu dan itu tidak mudah," paparnya.

adv sidomuncul

Direktur Sido Muncul menjelaskan tentang bisnis dan inovasi produk (Dok. Inkana Putri/detikcom)

Untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat, Sido Muncul melakukan berbagai upaya. Dari awalnya mencocokan resep dengan literatur penelitian hingga melakukan uji klinis, yang meliputi uji toksisitas dan uji farmakologis atau khasiat.

Adapun untuk uji toksisitas, Sido Muncul menggandeng Universitas Sanata Dharma. Sementara uji khasiat dilakukan bersama Universitas Diponegoro.

"Kalau di jamu hanya dua clinical trial, yakni uji toxicity untuk memastikan produk tidak merusak organ tubuh. Kedua uji khasiat, kalau tolak angin ini efeknya terbukti meningkatkan daya tahan tubuh," kata Irwan.

"Karena Tolak Angin kita lakukan uji seperti obat farmasi makanya mendapat kepercayaan masyarakat. Saat ini di Indonesia semua pakai farmasi untuk buat obat (herbal) seperti ini, banyak yang meniru. Sido Muncul menjadi pelopor pertama yang melakukan uji klinis," imbuhnya.

Selain uji klinis, Sido Muncul juga menjaga standarisasi produk, dimana seluruh bahan yang digunakan berasal dari para petani yang bekerja sama.

"Kalau buat jamu dengan standar itu tidak mudah. Semua bahan yang kami proses tidak ada yang mengambil di supplier. Kami menanam sendiri, memproses, mengekstrak supaya setiap bahan dan produk zat aktifnya sama. Kami punya 150 grup petani bekerja sama dengan Sido Muncul untuk menanam jenis tanaman tertentu," ucapnya.

Tak hanya itu, Sido Muncul juga melakukan inovasi dengan mengubah jamu menjadi beragam produk mulai dari obat herbal, minuman herbal hingga suplemen herbal. Sama seperti orang Indonesia Irwan mengatakan beberapa orang Jepang juga mengonsumsi jamu, yakni ukon. Adapun ukon berarti kunyit dalam bahasa Indonesia

"Jadi Sido Muncul memproduksi obat seperti Tolak Angin. Kalau di Jepang, jamu yang terkenal itu ukon. Orang Jepang minum itu karena mereka peminum alkohol dan perokok. Dan ukon itu, kunyit memperbaiki fungsi liver," katanya.

"Kemudian, sebagai minuman seperti Alang Sari. Serta suplemen tapi dari herbal," lanjutnya.

Selain inovasi, Sido Muncul juga melakukan berbagai promosi untuk memperkenalkan produknya di masyarakat, salah satunya melalui iklan. Berbeda dari iklan pada umumnya, Sido Muncul turut memperkenalkan keindahan alam Indonesia di setiap iklannya.

"Saya membuat iklan yang berkaitan dengan pariwisata supaya daerah itu maju. Jadi cara kita berpromosi selain dengan CSR, juga dengan membantu memperkenalkan pariwisata di berbagai daerah. Jadi konsepnya berbisnis, namun tetap bisa berkontribusi," lanjutnya.

Antusiasme Mahasiswa & Dosen Kunjungi Kantor Sido Muncul

adv sidomuncul

Penyerahan cendera mata oleh Direktur Sido Muncul untuk Ritsumeikan University (Dok. Inkana Putri/detikcom)

Kegiatan kunjungan ke Kantor Sido Muncul mendapat apresiasi dari para mahasiswa dan dosen. Professor of Business Administration Ritsumeikan University, Sachiko Miyata menilai kegiatan ini sangat akomodatif karena pihaknya dapat mempelajari bagaimana bisnis jamu di Indonesia.

"Kami sangat terkesan dengan bagaimana beliau (Irwan-read) mengembangkan bisnisnya, termasuk dengan cara uji klinis dari idenya sendiri. Sebelumnya, ia juga mengatakan ada beberapa periode stagnan di perusahaan, tetapi ia menempatkan diri sebagai sisi konsumen untuk mengetahui apa yang diinginkan pelanggan. Itu adalah salah satu hal yang sangat kami kagumi," ungkapnya.

adv sidomuncul

Mahasiswa & Teaching Assistant Ritsumeikan University (Dok. Inkana Putri/detikcom)

Sementara itu, mahasiswa Ritsumeikan University, Ayano Ishihara mengaku tertarik dengan uji klinis yang dilakukan produk Sido Muncul. Menurutnya, Sido Muncul juga merupakan perusahaan yang ramah dan menghargai setiap tamunya.

"Tadi, Direktur Sido Muncul menjelaskan kalau perusahaannya sudah melakukan uji klinis terhadap produknya, dan itu sangat menarik. Di Jepang juga ada produk yang dibuat menggunakan tanaman obat, tapi tidak seperti produk herbal Indonesia. Jika produk ini dijual di Jepang, akan sangat tertarik untuk mencobanya," paparnya.

"Kemudian, tadi Direktur Sido Muncul juga menjelaskan secara langsung tentang perusahaan ini. Menurut saya Sido Muncul adalah perusahaan yang ramah," imbuhnya.

Selain mengikuti seminar, para mahasiswa hingga dosen Ritsumeikan University dan FEB UI juga diajak mencicipi berbagai produk Sido Muncul mulai dari Tolak Angin, Kopi Tentrem, Teh Tarik Tentrem, Alang Sari hingga Essemag.

adv sidomuncul

Mahasiswa Ritsumeikan University mencicipi produk Sido Muncul (Dok. Inkana Putri/detikcom)

Di sisi lain, mahasiswa International Undergraduate Program, FEB UI, Faiq Ghaftan Musyaffa mengatakan Sido Muncul dipilih program company visit kali karena merupakan perusahaan asli Indonesia dan terkenal dengan produk herbalnya.

"Jadi memang kita pengen memperkenalkan company yang bener-bener asli Indonesia, yang benar-benar didirikan karena kekayaan lokal dari herbs-nya. Pekerjanya pun juga dari Indonesia, dari Semarang," pungkasnya.

(adv/adv)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.