Tahun ini, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menginjak usia ke-58. Dengan semangat memberikan sinergi terbaik untuk Indonesia, Telkom pun kian fokus mendukung beragam aktivitas dan kebutuhan masyarakat dengan kekuatan digital yang dimiliki.
Telkom sebenarnya sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan kemajuan Indonesia. Keberadaan perusahaan pelat merah ini tidak dapat dilepaskan dari bagian perkembangan telekomunikasi di Indonesia.
Telkom telah melalui berbagai fase teknologi telekomunikasi, mulai dari perluasan fixed wireline, sambungan jarak jauh dan internasional (SLJJ/SLI), peluncuran satelit palapa, telekomunikasi selular, hingga teknologi GSM (Global System for Mobile Communications).
Pada 1995, Telkom mendirikan anak usaha Telkomsel yang berfokus pada penyediaan layanan seluler GSM. Telkom kemudian mengembangkan teknologi fixed broadband yang kini dikenal sebagai IndiHome, serta jaringan wireless broadband melalui Telkomsel.
Sejak 2020, Telkom berupaya untuk bertransformasi menjadi digital telco dengan tiga domain digital bisnisnya, yaitu digital connectivity, digital platform, dan digital services. Telkom juga motor utama penggerak digitalisasi.
Beberapa capaian juga telah diraih oleh Telkom dalam upaya mendukung Indonesia masuk ke era digital. Hingga akhir tahun 2022, serat optik sepanjang 173.266 km tergelar dan menghubungkan 501 Ibukota Kabupaten Kota (IKK). Selain itu, satelit Telkom-3S dan satelit Merah Putih dengan total 109 transponder turut mendukung kekuatan infrastruktur yang dimiliki.
Telkom juga didukung 265.194 Base Transceiver Station (BTS) Telkomsel dengan jangkauan mencapai 99% populasi Indonesia, serta 40.588 tower dengan lebih dari 35.000 di antaranya berada di bawah kepemilikan Mitratel sebagai salah satu anak usahanya.
Tak hanya infrastruktur digital, perusahaan pelat merah ini juga terus mengembangkan platform digitalnya dengan menghadirkan 28 data center yang terdiri dari data center domestik dan internasional, serta berbagai platform lainnya seperti cloud, keamanan siber, dan IOT.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menyampaikan tahun 2023 akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi seluruh sektor industri terutama pada industri telekomunikasi. Untuk itu, Telkom terus menciptakan peluang pertumbuhan melalui tiga pilar bisnis, yaitu Digital Connectivity, Digital Platform, dan Digital Services.
Penguatan jaringan untuk menghadirkan layanan broadband yang berkualitas baik dengan jangkauan terluas di Indonesia merupakan upaya penting yang dilakukan untuk memperkuat posisi Perseroan sebagai market leader pada domain digital connectivity.
Selain itu, BUMN telekomunikasi ini tengah meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pada lini bisnis data center dan cloud serta berbagai platform digital lain seperti data analytic dan security yang sekaligus juga merupakan enabler bagi terciptanya berbagai solusi digital services.
"Kami meyakini di masa depan perusahaan akan tetap memiliki prospek usaha dan pertumbuhan yang baik, seiring tiga pilar bisnis tersebut yang semakin relevan dengan kebutuhan dan permintaan seluruh lapisan masyarakat," jelas Ririek.
Sejak 2022, perusahaan telah menginisiasi strategi value unlocking yang disebut sebagai lima program besar atau Five Bold Moves untuk membangun keunggulan kompetitif di bidang digital connectivity, digital platform, dan digital services.
Pada pilar digital connectivity, Telkom mencanangkan inisiatif Fixed Mobile Convergence (FMC), dan InfraCo. Sedangkan pada pilar bisnis digital platform terdapat inisiatif Data Center Co dan B2B Digital IT Service Co, serta pada pilar bisnis digital services adanya inisiatif DigiCo.
Pasca Integrasi IndiHome ke Telkomsel, Telkom Fokus Garap Segmen B2B
Mulai 1 Juli 2023, IndiHome resmi berada dibawah pengelolaan Telkomsel. Ini menjadi milestone penting FMC yang nantinya bertujuan untuk menyediakan variasi layanan broadband, memperkuat bisnis, dan mewujudkan inklusi digital di Indonesia.
Dengan mengintegrasikan IndiHome dan Telkomsel maka Business to Consumers (B2C) di TelkomGroup akan sepenuhnya dikelola oleh Telkomsel.
Saat ini, Telkom terus fokus menjalankan inisiatif tersebut dengan penekanan pada inisiatif FMC, InfraCo dan Data Center Co. Hal ini juga dilakukan juga sebagai langkah untuk memisahkan fokus bisnis Telkom pada B2B dan anak perusahaannya pada fokus B2C.
Segmen B2B diyakini merupakan sumber pendapatan baru yang potensial yang fokus akan digarap untuk pertumbuhan perusahaan ke depan. Langkah ini juga sejalan dengan rencana yang diusung Kementerian BUMN.
Telkom juga akan melakukan percepatan transformasi segmen B2B hingga ke tingkat Telkom Regional agar dapat melayani segmen ini secara menyeluruh, untuk mendukung sektor korporasi, UMKM, maupun instansi pemerintah dalam melakukan digitalisasi.
Ririek menuturkan kami berkeyakinan digitalisasi di berbagai bidang merupakan peluang yang sangat baik bagi Indonesia, untuk melakukan lompatan dan dapat berdiri sejajar dengan negara maju lain.
Berbagai kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan, keuangan dan sektor lainnya dapat dicapai dengan lebih cepat dan lebih murah melalui berbagai platform digital. Untuk itu, kebutuhan akan infrastruktur digital connectivity, digital platform yang mumpuni, dan digital services yang beragam sesuai kebutuhan masyarakat menjadi sangat penting.
"Upaya kami untuk terus berinvestasi memperkuat lini usaha digital connectivity, digital platform dan digital services merupakan wujud nyata untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan digital, pembangunan masyarakat digital, dan akselerasi ekonomi digital, mengingat literasi dan keterampilan digital merupakan salah satu modal utama bagi Indonesia untuk mewujudkan cita-cita menjadi negara maju," tutur Ririek
(adv/adv)