Laporan Ericsson Soroti Kesiapan Perusahaan RI Hadapi Disrupsi

Laporan Ericsson Soroti Kesiapan Perusahaan RI Hadapi Disrupsi

Advertorial - detikNews
Sabtu, 24 Des 2022 00:00 WIB
adv1_ ERICSSON
Foto: dok. Ericsson.com
Jakarta -

Ericsson merilis laporan Future of Enterprise terbaru mereka yang menyoroti betapa pentingnya perusahaan bertindak proaktif dan tangguh dalam menghadapi disrupsi. Menurut laporan tersebut, 42 persen pengambil keputusan saat ini percaya bahwa dalam waktu dekat mereka akan menghadapi disrupsi pada perusahaan mereka karena bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Ericsson juga melakukan wawancara kepada perusahaan di Indonesia dan menemukan bahwa 52 persen pengambil keputusan percaya hal yang sama. Peristiwa tidak terduga lainnya juga diperkirakan akan menimbulkan tantangan, seperti krisis energi, pandemi, dan konflik global.

Sementara itu, mereka menyadari bahwa kesiapsiagaan sangat penting, terdapat kebutuhan untuk beralih dari strategi reaktif menuju perencanaan resiliensi jangka panjang, serta bergeser dari resiliensi yang berorientasi pada pemulihan.

Kabar baiknya adalah perusahaan mengambil perencanaan resiliensi dengan serius. Sebanyak 63 persen pengambil keputusan di Indonesia mengatakan perusahaan mereka memiliki strategi yang terdefinisi dengan baik untuk menangani peristiwa-peristiwa disruptif.

Sementara, 70 persen karyawan di Indonesia berpendapat kerja sama yang baik dengan mitra, pemasok, dan lainnya adalah kunci untuk meningkatkan kemampuan tempat kerja mereka dalam menangani peristiwa disrupsi.

"Kesiapan teknologi penting bagi perusahaan di Indonesia agar tangguh. Inovasi, digitalisasi, manajemen risiko proaktif, dan kelestarian lingkungan akan memungkinkan organisasi menjadi lebih tangguh. Lebih dari 60 persen pengambil keputusan di Indonesia mengatakan perusahaan mereka memiliki strategi yang terdefinisi dengan baik untuk menangani peristiwa disrupsi. Hampir 70 persen karyawan di Indonesia sangat yakin bahwa jaringan 5G akan menjadi platform inovasi yang penting untuk pekerjaan mereka," jelas Head of Ericsson Indonesia Jerry Soper dalam keterangan tertulis, Senin (19/12/2022).

"Digitalisasi yang dipercepat oleh perusahaan akan memungkinkan ekonomi Indonesia bertransformasi menjadi ekonomi digital," tegasnya.

Persiapan tersebut didorong oleh digitalisasi dan otomatisasi, karena 81 persen perusahaan yang memiliki strategi resiliensi yang terdefinisi dengan baik telah terbukti menaruh investasi di bidang ini. Namun, penting untuk mengenali nilai dalam resiliensi proaktif daripada reaktif, sesuatu yang mungkin tidak menjadi bagian dari strategi banyak perusahaan. Pada intinya, ada lebih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan mengingat kondisi iklim saat ini.

"Perang. Krisis energi. Bencana alam. Pandemi. Dunia kita menjadi semakin kompleks, dan sekarang adalah waktu untuk mengadopsi strategi resiliensi. Hal ini sangat penting bagi perusahaan jika mereka ingin tetap kompetitif dan berkelanjutan dalam jangka panjang," ungkap Senior Researcher, Ericsson Consumer & IndustryLab Patrik Hedlund.

"Meskipun banyak perusahaan sudah memiliki strategi, laporan ini menunjukkan kebutuhan nyata akan pergeseran dari resiliensi berbasis pengulangan jangka pendek ke strategi berbasis efisiensi jangka panjang," sambungnya.

adv1_ ERICSSON

Foto: dok. Ericsson.com

Terdapat kebutuhan yang jelas untuk memperluas cakupan resiliensi dalam mendukung model bisnis yang berkelanjutan dan forward-thinking. Menurut temuan laporan tersebut, ada dua perubahan utama dalam strategi resiliensi yang akan menjadi sangat penting ke depannya, yaitu:

  • Pergeseran dari resiliensi berbasis pengulangan jangka pendek ke resiliensi berbasis efisiensi jangka panjang yang lebih berkelanjutan secara lingkungan. 89 persen perusahaan mengatakan mereka masih meningkatkan pengulangan dalam rantai pasokan mereka sampai dengan hari ini.
  • Resiliensi berorientasi pemulihan perlu bergeser ke arah inovasi model bisnis yang proaktif. Saat ini, 91 persen pembuat keputusan mengatakan bahwa hal tersebut adalah bagian dari strategi resiliensi mereka, dan hampir 7 dari 9 dari mereka berencana untuk meningkatkan upaya ini di masa depan.

Laporan ini juga menguraikan manfaat dari tujuh konsep yang didukung oleh Information and Communication Technologies (ICT), yang pada akhirnya akan membantu perusahaan agar tetap tangguh dan berkelanjutan ketika menghadapi disrupsi. Selain itu, laporan ini turut membahas berbagai jalan yang dapat diambil perusahaan untuk menjadi organisasi yang lebih tangguh.

Untuk membaca laporan tersebut, klik di sini:Future of Enterprises report

(adv/adv)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.