Kecamatan Selaru di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku merupakan wajah Indonesia di bagian paling selatan. Kawasan Pulau Selaru berbatasan wilayah laut dengan Australia.
Dengan luas daratan sebesar 353,87 kilometer persegi, Kecamatan Selaru memiliki 7 wilayah desa. Ketujuh desa tersebut, antara lain Adaut, Kandar, Namtabung, Lingat, Werain, Fursuy, dan desa paling ujung adalah Eliasa.
Tinggal di daerah kepulauan, sebagian besar masyarakat Selaru memanfaatkan potensi alam perairan seperti menjadi nelayan ikan tangkap, serta budidaya rumput laut. Selain itu, para wanita di Selaru menjadikan kerajinan tenun ikat Tanimbar sebagai sumber mata pencaharian mereka.
"Kecamatan Selaru yang merupakan kecamatan terluar, ada beberapa potensi yang menjadi unggulan, diantaranya tenun ikat, potensi perikanan, dan potensi pertanian. Kecamatan selaru memiliki 7 desa dan ada potensi-potensi yang dimiliki ketujuh desa tersebut," jelas Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Transmigrasi Kabupaten Kepulauan Tanimbar Ambrosius Sabono kepada detikcom.
Pria yang akrab disapa Bono itu mengungkapkan sejauh ini Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar melakukan sejumlah cara untuk mendukung usaha masyarakat. Misalnya, dengan memberikan pembinaan serta membantu penyaluran produk usaha perikanan hingga tenun ikat.
Di samping itu, Pemkab Tanimbar juga menggandeng perbankan untuk memberikan modal usaha bagi para pelaku usaha.
"Kami pemerintah melakukan sinergitas dengan pihak perbankan maupun BUMN lain yang tertarik dengan potensi masyarakat yang ada di Kecamatan Selaru," tutur Bono.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI merupakan salah satu bank yang menghadirkan layanan perbankan secara inklusif di Selaru. Jaringan BRI menyentuh wilayah terdepan, termasuk Desa Eliasa di Selaru.
![]() Pimpinan BRI Cabang Saumlaki. Foto: detikcom/Agung Pambudhy |
Pimpinan BRI Cabang Saumlaki Atok Muhadjir mengatakan BRI hadir untuk ikut dalam upaya pemberdayaan bagi masyarakat di wilayah terdepan Indonesia. Salah satunya dengan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun layanan kredit lainnya, seperti Kredit Usaha Pedesaan (KUPedes) guna membantu masyarakat mengembangkan usahanya.
"Saat ini kita tentu saja (BRI) sudah menyalurkan KUR mulai dari mikro hingga KUR Ritel. Sebagai lembaga perbankan yang notabene bank pemerintah, kita tidak hanya menyalurkan kredit saja tapi juga memberikan pendampingan nasabah sehingga diharapkan nasabah tersebut bisa naik kelas. Dari yang sebelumnya ultra mikro sampai dengan Rp 10 juta, naik kelas ke mikro hingga SME," papar Atok.
Kepala BRI Unit Lelemuku Roberth Nicodemus Naressy khusus untuk Selaru, BRI mengoperasikan kantor Teras BRI di Desa Adaut. Teras BRI itu menjadi bagian penting bagi BRI untuk menyediakan layanan yang komprehensif kepada masyarakat Selaru.
"Peran BRI di Pulau Selaru sangat membantu masyarakat di sana, karena sebelum Teras BRI dibuka tahun 2015 nasabah kita di Pulau Selaru harus selalu datang ke Saumlaki untuk bertransaksi. Baik pinjaman maupun simpanan," ungkap pria yang akrab disapa Roy itu.
Sampai dengan 31 Agustus 2022, penyaluran kredit BRI di Kecamatan Selaru menyentuh angka Rp13,4 miliar. Dari jumlah tersebut, nilai penyaluran KUR mendominasi sebesar Rp4,86 miliar, diikuti KUPedes Rp4,65 miliar, dan BRIGUNA Rp3,91 miliar.
Adanya fasilitas kredit dari BRI menjadi angin segar bagi masyarakat Selaru. Petani rumput laut di Selaru, Beatrix Srue mengungkapkan dirinya sangat terbantu fasilitas kredit BRI.
![]() Petani Rumput Laut di Selaru. Foto: detikcom/Agung Pambudhy |
Beatrix yang sebelumnya berjualan makanan di pasar memanfaatkan kredit dari BRI untuk merintis usaha budidaya rumput lautnya. Kini, usaha rumput laut tersebut jadi mata pencaharian utama Beatrix dan keluarga.
"Kalau kita pinjam kita bisa beli bibit, tali, kalau tidak ada uang kan sulit. Sekarang saya dapat penghasilan lumayan (dari rumput laut) ini," sebut Beatrix.
BRI Dorong Layanan Keuangan Inklusif di Daerah Terdepan
Tak sebatas menyalurkan kredit dan mengelola tabungan masyarakat, BRI juga berupaya memberikan layanan keuangan inklusif. Bank pelat merah ini menyediakan solusi yang memudahkan masyarakat untuk bertransaksi keuangan secara mudah dan cepat. Hal itu direalisasikan lewat Agen BRILink yang disebar di berbagai wilayah.
Menyiasati kondisi geografis Kepulauan Tanimbar yang membuat akses masyarakat menuju kantor bank cukup sulit, BRI memberdayakan Agen BRILink untuk memberikan pelayanan keuangan kepada masyarakat. Dengan adanya Agen BRILink, para penduduk daerah terdepan tak perlu kesulitan datang ke kantor bank menyeberang laut untuk mengirim atau mengambil uang maupun mengakses layanan keuangan lainnya.
"Kita juga manfaatkan agen BRILink kita, saat ini kita memiliki agen BRILINK (sebanyak) 459 yang tersebar di hampir seluruh desa di wilayah kami. Sehingga proses edukasi awal terkait layanan transaksi digital dapat dilakukan lebih mudah dan lebih cepat melalui agen BRIlink," urai Atok.
Kemudahan yang dihadirkan Agen BRILink diungkapkan oleh warga Desa Fursuy, Viktor Fordatkosu. Viktor yang kini mengelola gerai Agen BRILink milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Fursuy mengungkapkan sebelum ada BRILink, warga harus menempuh perjalanan jauh ke kantor bank.
![]() Agen BRILink di Desa Fursuy, Selaru. Foto: detikcom/Agung Pambudhy |
Kehadiran Agen BRILink Desa Fursuy, disebut Viktor, sangat membantu warga untuk melakukan transaksi keuangan, baik itu transfer, tarik tunai, maupun pembayaran berbagai macam tagihan. Tak hanya untuk warga Fursuy, kemudahan bertransaksi itu juga dirasakan oleh masyarakat Desa Eliasa yang letaknya bersebelahan.
"Sebelum ada BRILink ini jauh sekali untuk ambil atau setor uang. Ke Teras BRI (di Adaut) itu saja kalau naik ojek butuh Rp150 ribu (rupiah). Bayangkan kalau cuma mau ambil Rp100 ribu (rupiah) ojeknya saja sudah lebih mahal," ulas Viktor.
![]() Tenun di Selaru. Foto: detikcom/Agung Pambudhy |
BRI juga mendorong digitalisasi layanan keuangan di Kepulauan Tanimbar dan Selaru dengan menyediakan pembayaran QRIS di tempat makan, warung, dan sebagainya. Sejauh ini, sudah lebih dari 1.600 gerai di Kepulauan Tanimbar yang mengaplikasikan QRIS BRI.
"Transaksi QRIS sendiri sampai saat ini kita memiliki user 1681 sampai saat ini juga sudah terdapat transkasi sebesar Rp 1,2 M, yang berarti digital advisory atau penyuluh digital mengajak mayarakat di sini mengajak masyarakat melakukan transkasi digital ke arah ekosistem bisnis," ujar Atok.
Sebagai informasi, saat ini detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di Tapalbatas.detik.com!
(adv/adv)