PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk tidak segan untuk melakukan transformasi pada produk yang dimilikinya. Langkah itu sengaja dilakukan untuk menjaga agar setiap produknya mampu menjawab beragam tantangan zaman dan bisa dinikmati oleh lintas generasi.
Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan Sido Muncul mengawali bisnisnya dengan memproduksi jamu berbentuk serbuk. Namun lambat laun, minat masyarakat untuk meminum jamu serbuk terus mengalami penurunan.
"Saya melihat peminum jamu berkurang dari yang serbuk," kata Irwan di acara peluncuran buku 'Jamu Lifestyle: Jamu is More Important Than Ever Today. It's Time to Embrace the Jamu Lifestyle' karya Meta Murdaya' di Jakarta, Jumat (20/5/2022).
Ia menjelaskan faktor rasa merupakan salah satu penyebab minat masyarakat untuk meminum jamu mengalami penurunan. Mengingat jamu serbuk kerap identik dengan rasa yang cukup pahit. Rasa pahit tersebut lah kerap membuat generasi saat ini mengurangi niatnya untuk meminum jamu.
Tak mau pasrah dengan kondisi tersebut. Irwan mengatakan pihaknya pun mencoba melakukan transformasi produk jamu agar bisa dinikmati oleh lintas generasi, salah satu caranya dengan mengubah jamu serbuk menjadi cair.
"Sekarang (Sido Muncul) tumbuh berkembang kami bisa membuat jamu pil cair. Di sisi lain (jamu) serbuk generasi sekarang tidak seperti dulu. Mereka (generasi sekarang) lebih suka yang enak," kata Irwan.
![]() Dok. Dea Duta Aulia/detikcom |
Berangkat dari hal itulah, membuat Sido Muncul mampu menghadirkan sejumlah produk seperti Tolak Angin cair, Tolak Linu cair, dan yang terbaru yakni Jamu Lifestyle.
Jamu Lifestyle merupakan salah satu produk Sido Muncul yang dikemas dengan menggunakan botol dan desain yang cukup modern. Produk tersebut pun menghadirkan sejumlah varian seperti Daun Sirsak, Kulit Manggis, Tolak Linu, Beras Kencur, dan Tolak Angin The dengan rasa yang cukup bersahabat di lidah generasi saat ini.
Irwan mengatakan upayanya untuk menghadirkan sejumlah transformasi produk jamu tidak hanya semata-mata untuk menjawab tantangan zaman saja. Namun hal tersebut bertujuan untuk mengajak generasi muda agar tetap melestarikan tradisi minum jamu.
"Kita punya (Jamu Lifestyle) Kulit manggis, beras kencur, kunyit asam. Kita membuat banyak pilihan tradisi minum jamu itu tidak dilupakan," ujar Irwan.
Ia menjelaskan meskipun pihaknya melakukan transformasi produk, namun Sido Muncul tetap menghadirkan jamu serbuk. Sebab menurutnya masih ada kelompok yang menggemari produk jenis tersebut.
"Masih pertahankan produk jamu serbuk. Meskipun kecil kami tetap menyiapkan," kata Irwan.
![]() Dok. Dea duta aulia/detikcom |
Sementara itu, Chef sekaligus Indonesia Culinary Master William Wongso menyambut baik transformasi produk jamu yang dilakukan oleh produsen.
Menurutnya, transformasi tersebut dapat mengurangi citra jamu sebagai minuman pahit yang tidak enak. Bahkan transformasi tersebut bisa membuat jamu sebagai minuman sehat dengan rasa yang bersahabat di lidah setiap orang.
"Jangan selalu berpikir jamu untuk obat saja, tapi sebelum sakit harus nikmati jamu," kata Wiliam.
Hal senada juga diungkapkan oleh penulis buku Jamu Lifestyle Metta Murdaya. Menurutnya, dengan adanya sejumlah produk inovasi minuman jamu membuat masyarakat bisa mendapatkan beragam pilihan dan pengalaman baru.
"Banyak produk membuat masyarakat mendapatkan banyak pilihan. Dengan banyak pilihan banyak awareness. Harapan saya itu (minum jamu) menjadi menyenangkan. Jamu harus fun," kata Metta.
(adv/adv)