Kehadiran dan kapal uap pelayaran KPM yang tidak memandang musim, di satu sisi telah mengakibatkan terjadinya kemunduran terhadap pelayaran perahu tradisional masyarakat pribumi. Namun di sisi lain, hal tersebut juga telah memperkenalkan suatu penggunaan teknologi pelayaran dan perkapalan yang lebih modern di Hindia-Belanda pada masa tersebut.
Oleh karena itu sejak permulaan abad ke-20, telah diupayakan adanya suatu sekolah atau institusi pendidikan yang bergerak dalam bidang pelayaran guna melatih orang-orang pribumi di Hindia-Belanda dalam hal penerapan ilmu serta teknologi pelayaran dan perkapalan. Barulah pada tahun 1915 Kweekschool voor Inlandsche Schepelingen te Makassar (Sekolah Pelatihan Awak Kapal untuk Pribumi di Makassar), atau yang kini dikenal dengan nama Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar, resmi berdiri dan beroperasi.
Tidak hanya memberikan ilmu tentang pelayaran dan perkapalan kepada masyarakat, keberadaan PIP Makassar juga telah meningkatkan perekonomian masyarakat Makassar yang umumnya didominasi oleh nelayan. Hal ini turut dirasakan oleh salah satu taruna PIP Makassar, Kelvin Tjianto Tommy.
Perjuangan Kelvin bermula dari kepergian ibunda yang mendadak karena sakit. Kehilangan sosok ibu membuat Kelvin terpukul dan kesulitan membayar biaya pendidikan. Kelvin kemudian berusaha bangkit dan memotivasi diri, hingga akhirnya dia berhasil bergabung dengan salah satu perusahaan pengiriman kontainer terbesar di dunia.
Kelvin berhasil bergabung setelah menyisihkan ratusan pelamar melalui rekrutmen yang digelar oleh PIP Makassar. Selama satu tahun praktek, Kelvin mengantongi uang saku sebesar $1.000, atau sekitar Rp 14 juta per bulannya.
"Di situ saya termotivasi untuk bisa lebih belajar lagi, memotivasi diri saya terutama untuk mama saya, untuk bisa lolos ke perusahaan ini. Jadi pada saat saya menjalani praktek laut selama 1 tahun, dan kembali lagi untuk menjalani pendidikan pada semester 7, dari hasil praktek laut saya saya mendapatkan uang saku dari praktek saya kemarin dan untuk membayar uang semester saya," cerita Kelvin dalam keterangannya, Rabu (17/11/2021).
Selain membayar biaya pendidikan, uang saku tersebut digunakan Kelvin untuk membayar kebutuhan sehari-hari serta membiayai kuliah adikanya. Berkat hal tersebut, Kelvin secara tidak langsung menjadi kepala keluarga bagi nenek serta adiknya.
Kelvin melaksanakan praktek lautnya di perusahaan asal Taiwan, salah satu dari ratusan perusahaan yang bekerja sama dengan PIP Makassar. Setelah lulus, Kelvin bisa langsung bekerja di sana dengan gaji $3.500, atau sekitar Rp 50 juta.
"Saya sangat bersyukur karena kerja sama yang diadakan dengan PIP ini dengan perusahaan saya kemarin, karena saya tidak perlu lagi untuk mencari perusahaan pada saat saya selesai sekolah dari PIP ini, dan saya langsung join ke perusahaan saya ini yang kemarin. Jadi untuk gajinya sendiri bisa dibilang cukup besar. Gajinya sendiri pada saat saya akan join lagi itu sekitar 3.500 dolar per bulan," ungkap Kelvin.
Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto mengatakan jika pelaut bekerja di perusahaan asing pasca pendidikan dan bergaji tinggi membuat gairah ekonomi masyarakat sekitar meningkat. Selain mampu mengangkat harkat martabat keluarga, juga menyumbang devisa negara.
Bisa dibayangkan, lanjut Ramdhan, kalau 1.700 pelaut kemudian mengirim dananya ke orangtuanya di Kota Makassar. Menurutnya, ini merupakan kebangkitan ekonomi yang luar biasa. Secara kapital, ini memberi sumbangsih yang besar dalam perkuatan ekonomi di Kota Makassar, yang pada saat sebelum COVID 8.79%.
"Saya curiga, justru positioning Makassar yang begitu kuat di economy growth, salah satu ditopang oleh hadirnya ribuan pelaut yang bekerja di luar kemudian mengirimkan uang fresh money kepada keluarganya sehingga ketahanan ekonomi, economic resilient mereka cukup kuat. Makassar ini cukup kuat secara pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Untuk mendongkrak perekonomian dan meningkatkan kompetensi masyarakat sekitar yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan, PIP Makassar juga memberikan diklat pemberdayaan masyarakat secara gratis. Salah satu diklat yang diberikan adalah tentang kesadaran atas keselamatan berlayar.
Tidak hanya itu, selama masa pandemi PIP Makassar bekerja sama dengan pemerintah daerah sebagai salah satu sentral vaksinasi. Ribuan dosis vaksin diberikan kepada masyarakat yang berada di sekitar kampus. Sementara itu, klinik utama yang dimiliki PIP Makassar akan ditingkatkan menjadi RS tipe D. Hal ini sesuai dengan tuntutan pelayanan untuk menjaga kesehatan pelaut sampai usia 60 tahun.
Tayangan BLU Ways PIP Makassar dapat Anda saksikan pada tanggal 20 November, pukul 13.00 WIB. Acara ini menceritakan tentang seluk beluk dari Politeknik Ilmu Pelayaran PIP Makassar serta bagaimana keberadaannya berkontribusi terhadap kehidupan masyarakat di Kota Makassar. (adv/adv)