Berkat Pembiayaan UMi, UMKM Kuliner di Bali Mampu Berkembang

Berkat Pembiayaan UMi, UMKM Kuliner di Bali Mampu Berkembang

Advertorial - detikNews
Jumat, 12 Nov 2021 00:00 WIB
adv bluwayspip
Foto: Tangkapan Layar Blu Ways
Jakarta -

Sebelum dibuka kembali bagi wisatawan, Pulau Bali menjadi salah satu tempat yang terdampak di sektor wisata. Hilangnya wisatawan yang melancong ke Bali sekaan membuat Pulau Dewata seakan seperti kota mati.

Dampak dari sektor wisata ini juga memberikan efek domino bagi para pelaku ekonomi kreatif dan juga UMKM yang ada di Bali. Salah satunya adalah pemilik UMKM Maharani Gaya, Made Sri Rahayu yang mengaku pandemi sangat mempengaruhi bisnis yang digelutinya sejak tahun 2019 tersebut.

Ia pun mengaku sudah membeli beberapa alat-alat untuk produksinya yaitu mesin jahit tipikal dan mesin obras yang dibeli seharga Rp 9 jutaan. Belum lagi alat-alat untuk menunjang produksinya yang menghabiskan Rp 20 juta pada saat ia memulai usaha.

"Tapi mulai Maret, itu kan udah mulai masuk pandemi. Pandemi naik, fashion itu itu mulai surut. Yang jahit juga jarang, kemudian yang beli baju hampir nggak ada, aksesoris juga orang males juga untuk apa berhias, akhir saya diem, saya hentikan," imbuh Sri Rahayu dikutip dari acara Blu Ways, Kamis (11/11/2021).

Ia pun mencari cara untuk tetap bertahan di masa pandemi untuk memenuhi pendapatan ekonominya. Dorongan pun datang dari berbagai pihak untuk mencari ide bisnis baru. Didukung anaknya, Sri Rahayu pun banting setir menjadi seorang pengusaha kuliner.

Ia pun memulai usahanya dengan menjual donat yang dibanderol Rp 2.000. Ia memanfaatkan media sosial untuk menjual. Gayung bersambut, donat yang ia jual disambut oleh publik dengan banyaknya pesanan yang berdatangan.

"Saya awalnya itu mulai bikin donat, kemudian saya kasih ke anak-anak, dikomenlah katanya enak. Akhirnya isenglah saya upload di facebook dan instagram dan ada yang minat. Mereka pun review bilang enak. Akhirnya dari mulut ke mulut dan dari media sosial akhirnya saya dapat orderan," katanya.

Ia pun berencana untuk memperluas usahanya dengan membuka sebuah cafe kecil di halaman rumahnya. Sri Rahayu sadar untuk membuka sebuah cafe dibutuhkan modal yang tidak kecil. Ia pun mendapatkan informasi dari Koperasi Krama Bali tentang pembiayaan ultra mikro dari Badan Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah (BLU PIP).

Ia pun mendapatkan salah satu manfaat dari program tersebut yaitu pendampingan UMKM dari lembaga peminjam. Pendampingan yang diberikan berupa kunjungan ke tempat usaha, pemberian motivasi, serta membuka kesempatan untuk mendapatkan pelatihan kewirausahaan.

Sri Rahayu pun merasa lewat pendampingan tersebut lebih termotivasi untuk berusaha, sebab pendampingan tersebut memberikan dorongan agar Sri Rahayu memajukan usahanya. Sri juga kerap diberikan pelatihan UMKM secara online.

"Itu ada pelatihan dan saya memang ikut di sana. Jadi, ada beberapa dari pembicara yang lebih ke usaha kuliner itu bergabung semuanya, saya ikut di sana. Saya sangat senang, karena saya sering mengajukan pertanyaan, bahkan narasumber juga sudah hafal dengan saya," tuturnya.

Ia pun menjadi salah satu debitur yang mendapatkan relaksasi kredit yang diberikan oleh Koperasi Krama Bali selama 6 bulan. Ia diberikan kemudahan untuk mengangsur pinjaman dengan hanya membayarkan bunganya saja.

Sri Rahayu juga didampingi oleh seseorang dari Koperasi Krama Bali yaitu Ni Putu Dewi Komalasari. Lewat Dewi juga Sri Rahayu mengetahui pemberian modal yang diberikan lewat program pembiayaan UMi dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP).

Dewi Komalasari mengatakan pihaknya sering memberikan pendampingan berupa motivasi dan juga pemasaran. Dalam hal motivasi, Dewi bersama timnya terjun langsung ke debitur UMi dengan menanyakan kendala-kendala selama berbisnis.

"Kita juga memberikan semangat dan juga ide-ide untuk meningkatkan usaha mereka," ujar Dewi.

Sejak 2019 hingga 2021, ada sekitar 118 debitur penerima manfaat pembiayaan dari UMi dari Koperasi Krama Bali. Sebanyak 42 debitur di antaranya terpilih untuk mendapatkan relaksasi peminjaman di 2020.

Adapun proses pengajuan pembiayaan dari UMi PIP sangatlah mudah serta pencairannya sangat cepat. Bahkan pinjaman dari BLU PIP tidak membutuhkan jaminan sehingga memudahkan pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya.

Program ini merupakan tahapan lanjutan dari program sebelumnya yaitu program bantuan sosial menjadi program bantuan usaha yang menyasar usaha mikro yang berada di lapisan terbawah yang belum tersentuh fasilitas perbankan lewat program kredit usaha rakyat (KUR).

Untuk menyalurkan bantuan yang sudah berjalan sejak 2017 ini, pemerintah menunjuk BLU PIP di bawah naungan Kementerian Keuangan. PIP bekerja sama dengan 3 lembaga usaha untuk menyalurkan dana langsung ke debitur.

Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah Ririn Kadariyah mengatakan lewat program ini pemerintah melayani para pelaku usaha yang masih berada di cakupan ultra mikro. Ia pun menjelaskan ada perbedaan dari pembiayaan KUR dengan UMi.

"Kalau KUR itu kita dananya dari perbankan dan pemerintah memberikan subsidi. Sedangkan untuk pembiayaan ultra mikro itu pendanaannya dari pemerintah dan kita menyalurkannya melalui lembaga keuangan bukan bank, karena masyarakat yang kita layani belum bankable," ungkap Ririn.

Sebagai informasi, beberapa statement tersebut ada pada acara BLU Ways PIP yang tayang Sabtu, 13 November mendatang pada pukul 13.00 WIB dan disiarkan secara langsung di CNN Indonesia.

Acara BLU Ways ini mengisahkan perjuangan para pelaku ekonomi di Pulau Bali di masa pandemi, sehingga mereka dapat terhindar dari dampak yang memberikan efek kepada pariwisata di Bali hingga UMKM.

(adv/adv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.