Dear Pasutri, Simak Faktor Penentu Keberhasilan Program Bayi Tabung

Dear Pasutri, Simak Faktor Penentu Keberhasilan Program Bayi Tabung

Advertorial - detikNews
Senin, 22 Feb 2021 00:00 WIB
adv siloam
Foto: dok. Shutterstock
Jakarta -

Memiliki anak adalah dambaan semua pasangan yang sudah menikah. Namun, tak semua pasangan beruntung mendapatkannya karena masalah kesuburan.

Sudah mengikuti berbagai program kehamilan (promil), tapi hingga saat ini belum membuahkan hasil. Nah, nggak perlu berkecil hati, karena masih ada metode atau promil yang bisa dilakukan, salah satunya fertilisasi in vitro (IVF) alias program bayi tabung.

Bayi tabung merupakan proses pertemuan antara sel telur dan sel sperma di luar tubuh, yang biasanya dilakukan di laboratorium, dan kemudian dikembalikan ke dalam rahim ibu setelah embrio terbentuk.

Jadi alternatif bagi pasangan yang ingin mendapatkan keturunan, berapa besar tingkat keberhasilan bayi tabung?

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas dari Siloam Hospitals Lippo Village, dr. F. C. Christofani Ekapatria, SpOG-KFER, menjelaskan metode IVF memang tidak seratus persen menjamin kehamilan, melainkan hanya sekitar 30 - 40 persen. Namun, cara itu bisa membantu pasangan yang memiliki masalah di saluran telur atau sperma, sehingga kesempatan untuk memiliki keturunan tidak seratus persen tertutup.

"Secara worldwide angka keberhasilan bayi tabung di sekitar 30 sampai 40 persen. Hanya dengan kecanggihan teknologi yang ada saat ini mungkin kita bisa mencapai 40 persen atau lebih untuk beberapa kasus yang memang sesuai dengan indikasinya," ujar dr. Christofani kepada detikcom, Kamis (11/2/2021).

Selain itu, lanjutnya, IVF juga menjadi salah satu program yang cukup diminati bagi pasangan yang ingin memiliki bayi kembar. Menurutnya, prosedur IVF memang meningkatkan kemungkinan hamil kembar, mengingat jumlah embrio yang dimasukkan tidak hanya satu, tapi boleh lebih dari itu dengan jumlah maksimal tiga embrio.

"Jadi kalau regulasi di Indonesia pada saat kita mau melakukan embrio transfer kita maksimal boleh memasukkan tiga. Artinya peluang untuk menjadi kehamilan multiple akan semakin besar," terangnya.

Namun, hal ini sangat bergantung pada kondisi masing-masing kasus. Sebab, meski embrio yang dimasukkan dua, belum tentu keduanya jadi dan berkembang baik. Selain itu, menurutnya saat ini terjadi pergeseran tren menjadi single embryo transfer, terutama di negara Eropa dan Amerika. Hal ini untuk meminimalisir risiko komplikasi pada kehamilan kembar.

"Jadi kita hanya mentransfer satu embrio berkaitan dengan kemungkinan komplikasi yang terjadi pada kehamilan kembar. Kehamilan kembar pasti rentan dengan komplikasi kehamilan yang lebih tinggi, seperti preeklampsia, plasenta previa, kesulitan persalinan itu pasti akan meningkat," paparnya.

Lebih lanjut, dr. Christofani merinci sederet faktor yang turut mempengaruhi proses pembuahan, sehingga menentukan tinggi-rendahnya potensi keberhasilan IVF. Faktor pertama, yaitu usia wanita. Semakin tua usia wanita, maka semakin sedikit cadangan sel telur, yang berdampak pada semakin kecil potensi keberhasilan prosedur bayi tabung.

"Seorang wanita saat usia sudah mencapai lebih dari 35 tahun secara alami cadangan sel telur akan semakin turun. Artinya kita akan mendapatkan sel telur berkualitas semakin sedikit," ujarnya.

Tidak hanya itu, lanjut dr. Christofani, kondisi medis tertentu seperti endometriosis pun berpengaruh terhadap peluang sukses program bayi tabung. Sebab, kondisi ini disebutnya dapat menurunkan kesuburan wanita. Kendati demikian, adanya kelainan pada reproduksi wanita tersebut tidak lantas menutup kemungkinan untuk hamil melalui prosedur IVF, melainkan hanya menurunkan peluang keberhasilan.

Diungkapkan dr. Christofani, terdapat serangkaian pemeriksaan awal yang harus diikuti oleh pasangan sebelum memulai program bayi tabung. Adapun pemeriksaan tersebut meliputi konsultasi awal, di mana pasangan datang untuk kontrol saat wanita sedang haid hari kedua atau ketiga. Kemudian, akan dilakukan USG transvaginal untuk melihat kondisi sel telur dan rahim, dan pemeriksaan HSG untuk mengecek saluran telur wanita, apakah ada gangguan atau tidak. Ada pula pemeriksaan hormon dan analisa sperma untuk mendeteksi apakah terdapat gangguan dari sperma.

adv siloamFoto: dok. Shutterstock

Pada kesempatan tersebut, dr. Christofani juga berbagi tips bagi pasangan suami-istri untuk meningkatkan peluang keberhasilan program bayi tabung, di antaranya dengan menjalani pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, terutama makanan sumber protein.

"Kalau dalam proses IVF yah, itu kita akan sangat menganjurkan konsumsi (makanan) tinggi protein, karena ada kondisi-kondisi komplikasi yang bisa terjadi pada bayi tabung seperti OHSS (ovarian hyperstimulation syndrome) yang membutuhkan intake protein yang lebih tinggi," terangnya.

Ia juga menyarankan agar pasangan, baik suami dan istri rutin berolahraga. Namun perhatikan intensitas dari olahraga yang dilakukan. Sebaiknya lakukan olahraga low impact, bukan high impact, dengan kondisi heart rate berada pada zona 2 sampai tiga.

Adapun untuk waktunya tiga kali dalam seminggu, sekitar 40 sampai 50 menit saja. Selain itu, usahakan untuk menghindari rokok dan minuman beralkohol, serta selalu menciptakan suasana pikiran yang tenang, jauh dari stres.

Sebagai penutup, dr. Christofani memberikan pesan kepada pasangan yang sedang berjuang untuk memiliki momongan. Ia mengatakan agar pasangan segera menerima kondisinya dan segera berobat agar penanganan semakin cepat dan semakin tinggi tingkat keberhasilan program bayi tabung. Terutama pasangan yang teratur melakukan hubungan seksual, yaitu seminggu 2 sampai tiga kali.

"Apabila Anda sudah 1 tahun aktif hubungan seksual, tanpa KB dan belum hamil, itu adalah saatnya Anda memeriksakan ada masalah atau tidak," terangnya.

Tidak lupa untuk wanita mencatat siklus haidnya setiap bulan. Hal ini agar dokter bisa memprediksi apakah ada masalah atau tidak.

Untuk diketahui, Siloam Hospitals Lippo Villagemerupakan cabang Siloam pertama di Indonesia yang mendapat akreditasi dari Joint Commission International (JCI) empat kali berturut-turut.

Sebentar lagi, rumah sakit yang telah mendapat akreditasi dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ini akan membuka layanan program bayi tabung, yang merupakan bagian dari layanan Siloam Fertility Center.

Berbeda dengan yang lain, Siloam Fertility Center menerapkan one stop fertility service, di mana semua yang Anda butuhkan untuk mendapatkan kehamilan tersedia. Mulai dari diagnostik, pemeriksaan, cek radiologi, hormonal, bayi tabung, inseminasi, sampai pendukung gizi, psikologi, andrologi serta minimal invasive surgery. Jadi pasien tidak perlu ke mana-mana lagi, karena semua tersedia lengkap. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi laman ini.

(adv/adv)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.