Agar Kebal dari Pandemi, UMKM Harus Melek Teknologi

Agar Kebal dari Pandemi, UMKM Harus Melek Teknologi

Advertorial - detikNews
Kamis, 10 Des 2020 00:00 WIB
adv koinworks
Jakarta -

Pandemi COVID-19 membuat sejumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terpukul. Mereka yang mampu bertahan adalah yang bisa beralih dan melakukan transformasi digital.

"Transformasi ekonomi digital saat ini menjadi sebuah keniscayaan. Hadirnya pandemi COVID-19 di tahun ini sangat berdampak kepada semua lini usaha, termasuk UMKM. Meskipun saya kira tidak sedikit juga UMKM yang bisa bertahan, bahkan tumbuh di tengah pandemi itu. Salah satunya UMKM yang sudah terhubung ke ekosistem digital," kata Menteri UKM dan Koperasi Teten Masduki saat memberikan sambutan dalam acara #BANGUNRESOLUSI Talks yang diadakan secara daring oleh KoinWorks, Kamis (3/12/2020)

Sayangnya, masih banyak pelaku UMKM yang asing dengan perkembangan teknologi. Disampaikan oleh Teten, meski mengalami peningkatan dari awal tahun 2020, sampai dengan saat ini baru 16% dari UMKM yang sudah go digital.

"Saat ini baru sekitar 10,2 juta pelaku UMKM yang sudah terhubung ke ekosistem digital, atau sekitar 16%," lanjut Teten.

Faktor seperti masalah kapasitas, lanjutnya, kualitas produksi sampai dengan akses pembiayaan digital masih menjadi tantangan besar.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Direktur Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia, Bandoe Widiarto. Menurutnya, isu kapasitas masih menjadi PR besar yang perlu diselesaikan bersama, sehingga program pendampingan dirasa penting untuk dilakukan.

"Khusus untuk yang kapasitas inilah yang menjadi PR besar kita, bagaimana UMKM-UMKM kita ini familiar dengan era digitalisasi saat ini. Tentunya program-program onboarding, program-program pendampingan menjadi sangat penting," terangnya.

Di samping kapasitas, Chief Operating Officer KoinWorks, Bernard Arifin menilai akses terhadap pembiayaan digital menjadi faktor penghambat yang membuat UMKM sulit berkembang. Hal ini disebabkan data informasi latar belakang pelaku usaha yang kurang memenuhi standar reputasi yang diakui pemerintah dan institusi keuangan formal, sehingga UMKM sulit memperoleh permodalan.

"Kesulitan kita adalah kalau kita tidak memiliki data karena pure offline dan kesulitannya juga kalau nggak ada di online. Makanya kita encourage untuk orang-orang gimana caranya mereka terkoneksi ke sistem atau digitalisasi," ujar Bernard.

Padahal, lanjut Bernard, untuk digitalisasi UMKM tidak harus berjualan dengan platform digital, melainkan dengan terkoneksi ke sistem pencatatan keuangan digital guna memudahkan proses profiling.

"Nggak harus mereka berjualan dengan platform digital, kalau misalkan masih ada keraguan takut kena tipu lah. Tapi juga bisa terkoneksi dengan sistem accounting digital untuk pencatatan keuangan, pencatatan post-accounting sampai akhirnya keluar balance sheet dan financial statement yang bisa menjadi titik point fintech player, sehingga kita bisa mengakses permodalan untuk orang-orang tersebut," imbuh Bernard.

Untuk itu dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, swasta sampai dengan lembaga pembiayaan digital agar UMKM dapat tumbuh berkembang. Sinergi ini dibutuhkan tidak hanya untuk membantu UMKM masuk ke ekosistem ekonomi digital saja, tetapi juga dibutuhkan terutama untuk menyediakan akses pendanaan, pelatihan dan pendampingan UMKM.

"Kita perlu bersinergi antara pemerintah, swasta, dan juga lembaga-lembaga pembiayaan untuk mendorong UMKM kita untuk melakukan inovasi dan teknologi. Karena itu saya mengajak rekan-rekan pelaku fintech untuk dapat juga bersinergi dengan program-program pemerintah untuk memperkuat pengembangan model bisnis pembiayaan yang lebih mudah, murah, inklusif, khususnya untuk UMKM," tambah Teten.

Sebagai informasi, #BANGUNRESOLUSI Talks diselenggarakan oleh platform Super Financial App, KoinWorks dengan mengangkat tema 'Digitalisasi Keuangan dalam Meningkatkan Perekonomian' Dalam kesempatan ini, hadir pula Direktur Utama SMESCO Leonard Theosabrata dan Pelaku UMKM Dedy Liem.

(adv/adv)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.