Selama 10 tahun memimpin, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini telah mampu mengubah citra pendidikan di Kota Surabaya. Berawal dari masalah biaya, kini pendidikan di Surabaya bergeser menjadi keinginan anak-anak untuk bersekolah dan menempuh pendidikan.
Hal ini mengingat biaya pendidikan telah banyak difasilitasi oleh Pemerintah Kota Surabaya melalui berbagai program pendidikan gratis. Bahkan, hingga saat ini, Risma masih terus mengembangkan program tersebut.
Terkait hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo mengatakan sejak awal kepemimpinannya, Risma sudah berkomitmen meneruskan dan mengembangkan pendidikan gratis.
Ia menjelaskan dulu program pendidikan gratis berlaku mulai jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Namun, setelah kewenangan SMA/SMK dipindah ke pemerintah provinsi, kini pemkot hanya mengelola pendidikan gratis untuk SD dan SMP saja
"Makanya, dalam rangka peningkatan akses pendidikan ini, Pemkot Surabaya di masa Bu Risma selalu mengalokasikan anggaran dalam APBD di atas 20 persen, ini komitmen alokasi anggaran kami," kata Supomo.
![]() Foto: Dok. Pemkot Surabaya |
Selain pendidikan gratis, Supomo mengatakan Risma terus memperbanyak beasiswa bagi warga kurang mampu dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Surabaya. Sejak 2010-2020, sebanyak 3.732 anak sudah mendapatkan beasiswa tersebut, baik untuk kuliah di perguruan tinggi maupun berbagai pelatihan khusus, seperti sekolah pilot, diklat Aircraf Strukture-ATKP dan berbagai diklat lainnya.
Adapun rinciannya pada tahun 2010-2017 saat kewenangan masih berada di Dinas Sosial, total 791 anak telah mendapatkan beasiswa. Kemudian, di bawah kewenangan Dinas Pendidikan pada tahun 2018-2020, sebanyak 2.508 beasiswa diberikan bagi mahasiswa di berbagai perguruan tinggi.
Tak hanya itu, Risma juga memberikan beasiswa bagi penghafal Al-Qur'an, yakni kepada 34 anak di tahun 2018 dan 399 anak di tahun 2019.
"Total mulai tahun 2010-2020, sebanyak 3.732 anak yang sudah menerima beasiswa dari pemkot," jelas Supomo.
Lebih lanjut Supomo menjelaskan Risma juga fokus mendorong pemerataan mutu pendidikan di seluruh wilayah Surabaya yaitu dengan menghadirkan sekolah kawasan. Sebagaimana diketahui, saat pemerintah ramai menerapkan sistem zonasi sekolah, Surabaya telah menerapkan terlebih dahulu sekolah kawasan.
![]() Foto: Dok. Pemkot Surabaya |
Supomo mengatakan konsep zonasi dan sekolah kawasan pada dasarnya tidak jauh berbeda. Mengingat pemerintah pusat banyak mengadopsi dari sekolah kawasan di Surabaya. Dalam mendukung konsep sekolah kawasan dan mendorong pemerataan mutu pendidikan, Risma telah banyak membangun sekolah baru dan rehabilitasi gedung sekolah.
Mulai tahun 2010-2020, Pemkot Surabaya telah membangun 4 SD baru dan 20 SMP baru. Sedangkan selama 10 tahun terakhir Pemkot telah melakukan rehabilitasi 1.679 gedung sekolah, baik SD maupun SMP.
"Ini visioner sekali. Pembangunan sekolah baru supaya lebih dekat dengan warga, sehingga tidak ada biaya transportasi dan mengurangi beban lalu lintas. Sedangkan sekolah yang direhabilitasi hingga menjadi sekolah bertingkat, juga sangat visioner, supaya anak-anak lebih kuat fisiknya dan mempunyai ruang publik yang luas sehingga mereka bisa berekspresi. Makanya jangan heran kalau baru masuk Surabaya sudah menemui sekolah bagus dan bertingkat. Bahkan, sekarang sudah tidak ada lagi sekolah pinggiran dan tengah kota, semuanya sama-sama berkembang," ujarnya.
Sementara itu dalam rangka efisiensi, Risma melakukan terobosan visioner melalui merger sekolah. Selama 10 tahun terakhir, ada 372 sekolah yang di-merger untuk menghemat kebutuhan anggarannya dan tercukupinya kebutuhan tenaga pengajar.
"Bahkan, di masanya Bu Risma ini cabang-cabang dinas pendidikan juga dihapus, dulu ada 31 cabang dinas karena dulu kecamatan," imbuhnya.
![]() Foto: Dok. Pemkot Surabaya |
Supomo juga memastikan banyaknya terobosan dan inovasi Risma di bidang pendidikan, termasuk peningkatan kualifikasi, kompetensi dan kesejahteraan guru, baik swasta maupun negeri.
Bahkan, demi meningkatkan kompetensi guru, Risma juga mengirimkan guru-guru untuk magang mengajar ke luar negeri.
"Selama ini, kita juga terus mewadahi berbagai potensi dan bakat anak melalui pelajar pelopor, peneliti belia, siswa berprestasi dan berbagai program lainnya," tegasnya.
Di sisi lain, Pakar Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang sekaligus Ketua Dewan Pendidikan Surabaya 2014-2019 menyampaikan terobosan dan inovasi Risma dalam bidang pendidikan sangat luar biasa.
Ia mengatakan salah satu indikator keberhasilannya tercermin dari kenaikan peringkat capaian akademik dan prestasi non-akademik (lomba) di berbagai bidang
"Secara overall, terobosannya dalam bidang pendidikan sangat luar biasa, begitu banyak legacy yang diciptakannya untuk Surabaya. Terutama sekolah kawasan yang saat ini sudah diadopsi pusat, itu kebanggan tersendiri bagi Surabaya," pungkasnya.
(adv/adv)