Sido Muncul Masuk 200 Perusahaan Kinerja Terbaik di Asia-Pasifik

Sido Muncul Masuk 200 Perusahaan Kinerja Terbaik di Asia-Pasifik

Advertorial - detikNews
Selasa, 24 Nov 2020 00:00 WIB
adv sidomuncul
Foto: Dok. Sido Muncul
Jakarta -

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk berhasil masuk ke dalam daftar Forbes Asia's Best Under A Billion. Dari sekitar 18.000 perusahaan kecil dan menengah di kawasan Asia-Pasifik, Sido Muncul merupakan 200 perusahaan berkinerja terbaik dengan penjualan di bawah US$ 1 miliar.

"Jadi Sido Muncul itu termasuk salah satu yang mendapatkan penghargaan majalah Forbes Asia's Best Under A Million. Jadi perusahaan-perusahaan yang sales-nya di bawah US$ 1 miliar. Ada 200 perusahaan di Asia dari 17 negara. Dari Indonesia ada 13 perusahaan," ujar Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat usai acara Forbes Asia's Best Under A Billion yang digelar di Singapura, Senin (23/11/2020).

Di tengah pandemi, penghargaan Forbes Asia's Best Under A Million diberikan secara virtual oleh Vice Chairman of the Forbes Publishing Company Christopher Forbes. Adapun penghargaan ini ditentukan berdasarkan skor gabungan dari kondisi finansial perusahaan meliputi hutang, penjualan, dan pertumbuhan pendapatan satu dan tiga tahun terakhir.

"Kriterianya adalah penjualannya under US$ 1 miliar, keuntungannya meningkat, dan tidak punya hutang. Yang secara finansial dinilai baik oleh Forbes Asia," katanya.

Irwan menjelaskan meskipun mengalami berbagai tantangan, penjualan Sido Muncul masih tetap naik. Bahkan hingga kuartal ketiga tahun ini, Sido Muncul masih bisa meningkatkan penjualannya hingga 11 persen.

"Kalau di pandemi, salah satu tantangannya itu menurunnya daya beli. Kemudian terganggunya jalur distribusi, ekspor kami juga terganggu. Itu tantangannya yang membuat semuanya jadi lambat. Tapi kami membukukan penjualan dan sampai kuartal ketiga, bahkan keuntungannya masih tetap naik 11 persen," jelasnya.

Pada tahun sebelumnya, Irwan menyampaikan omzet penjualan Sido Muncul telah mencapai sekitar US$ 225 juta atau dibawah US$ 1 miliar.

"Tahun lalu sekitar US$ 225 juta, atau Rp 3,3 triliun penjualannya," katanya.

Di balik penghargaan ini, Irwan mengatakan kepercayaan menjadi bekal utama keberhasilan Sido Muncul hingga saat ini. Sejak tahun 1980, Irwan mengatakan telah membangun kepercayaan terhadap seluruh pihak mulai dari supplier, partner, hingga konsumen.

"Kami berusaha melakukan apa saja yang bisa membangun kepercayaan itu kami lakukan. Nah, termasuk penghargaan dari Forbes. Ini akibat dari sebuah kepercayaan. Karena kalau konsumen percaya, pasti mereka beli," ungkapnya.

adv sidomunculFoto: Dok. Sido Muncul

Selain itu, Irwan juga yakin konsep 'hokki te it' atau keberuntungan nomor satu. Tanpa keberuntungan, ia mengatakan bisnisnya hanya akan memiliki omzet Rp 300 miliar saja.

"Sebenarnya yang saya lakukan membangun kepercayaan saja. Tapi, semua yang saya lakukan balik lagi karena keberuntungan saja. Kalau nggak ada keberuntungan mungkin hanya sepersepuluhnya lah. Jadi, yang 90 persennya menurut pengalaman saya keberuntungan nomor satu, pengalaman nomor dua. Kalau yang saya lakukan tidak dibarengi keberuntungan, ya kira-kira omzetnya (hanya) Rp 300 miliar," katanya.

Dalam menjaga kepercayaan konsumen, Sido Muncul juga terus meningkatkan kualitas produk dengan mematuhi aturan pemerintah. Dengan demikian kepercayaan masyarakat terhadap produk Sido Muncul juga akan semakin tumbuh.

"Kami berusaha untuk mengikuti semua aturan pemerintah, jadi kami mematuhi dengan baik. Kalau kita lihat pemerintah atau BPOM sama industri dan kami sangat ketat sekali. Tapi semakin kami diawasi dengan baik, semakin kepercayaan masyarakat akan tumbuh terhadap perusahaan yang diawasi dengan baik," ungkapnya.

Keberhasilan Sido Muncul tentunya juga tak lepas dari berbagai inovasi terbarunya.

Dari segi produk, Sido Muncul telah mempersiapkan produk-produk food supplement. Selain itu, Sido Muncul juga akan menghadirkan museum dan research center.

"Tahun depan itu kami akan membangun museum dan research center. Nah, museumnya itu museum jamu, bukan musem Sidomuncul. Jadi, supaya masyarakat terutama generasi muda mengerti seperti apa jamu dan sejak kapan jamu itu ada. Karena jamu itu kan tradisi lokal, tradisi Indonesia," katanya.

Pada museum tersebut, Irwan menjelaskan nantinya akan ada tempat khusus untuk produksi jamu sehingga masyarakat bisa melihat langsung proses pembuatan jamu. Ada juga lahan konservasi bagi binatang langka.

"Jadi nanti di situ kami juga buat mini production supaya orang bisa melihat cara produksi. Kami juga punya lahan konservasi untuk binatang-binatang yang dilarang. Jadi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu titip di situ. Dan kami juga berhasil mengembangkanbiakan sekitar 18 atau 20 ekor harimau, atau 5% dari populasi harimau di dunia," paparnya.

Bukan hanya itu saja, Sido Muncul akan mengembangkan riset terkait tanaman obat dan buah-buahan melalui green house. Adapun nantinya tanaman dan buah-buahan tersebut akan dibagikan kepada petani dan disumbangkan untuk kepentingan tanaman di Indonesia.

"Untuk itu kami membeli green house dan nursery (pembibitan). Tujuannya supaya mendapatkan bibit yang baik, bahan bakunya standar, kemudian zat aktifnya lebih tinggi. Dan tentunya kami juga akan berkolaborasi dengan para perguruan tinggi dan mengundang konsultan. Supaya kami bisa mengembangkan contohnya jahe zat aktifnya harus lebih tinggi dari yang biasa," katanya.

Irwan juga menjelaskan Sido Muncul akan melakukan inovasi baru di tahun 2021 berupa produksi bahan baku jamu. Adapun nantinya pabrik jamu tersebut akan menjadi yang terbesar di kawasan Asia.

"Tahun depan ini, kita mulai masuk ke bisnis bahan baku. Jadi kita mengembangkan industri bahan baku mulai dari raw material, ekstrak, dan lainnya. Kami sudah masuk ke hulu 60 tahun lalu, yakni pabrik bahan baku ekstrak. Pabrik ini menurut saya kapasitasnya bisa terbesar di Asia," pungkasnya.

(adv/adv)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.