Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten menginisiasi penyelenggaraan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk UMKM Kriya dan UMKM Pendukung Pariwisata. Inisiasi tersebut merupakan kerja sama dengan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang, Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak, Bank Pembangunan Daerah Jawa barat dan Banten (BJB) Tbk dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Inisiasi ini dilaksanakan bersamaan dengan Gerakan Nasional bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang telah diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Peluncuran QRIS untuk UMKM Kriya dan UMKM Pendukung Pariwisata Gernas BBI menampilkan hasil karya pelaku industri kreatif di Provinsi Banten yang telah menembus pasar internasional.
Adapun beberapa UMK tersebut antara lain, Bambu Gejod Magic dan Gitar Gore dari Kabupaten Lebak, serta kerajinan Batu Fosil dan Kayu Mitra Kreasindo serta Gerabah Banten Bumi Jaya dari Kabupaten Serang.
Pada peluncuran QRIS tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Erwin Soeriadimadja menyampaikan rasa bangganya dengan pencanangan program pemerintah terkait Gernas BBI dengan mengedepankan peran UMKM dan digitalisasinya.
"Saya juga ingin mengajak para pelaku UMKM untuk terus melakukan inovasi mengingat peran UMKM yang cukup besar dalam mewujudkan daya tahan ekonomi nasional," ucap Erwin dalam keterangan tertulis.
Perkembangan menggembirakan juga disampaikan oleh Erwin bahwa per 4 September 2020, tercatat ada 274.969 NMR QRIS di Provinsi Banten. Catatan itu membuat Banten menjadi provinsi dengan jumlah QRIS terbesar ke-4 se-Indonesia.
Erwin juga menyampaikan komitmen Bank Indonesia untuk terus melakukan perluasan dan fasilitas QRIS. Sebelumnya, QRIS telah diluncurkan untuk Kencleng Digital bagi 7.000 rumah ibadah di Provinsi Banten. Perluasan penggunaan QRIS, menurutnya, perlu untuk terus dilakukan terutama di berbagai sektor massal seperti pada sekotor transportasi dan pariwisata.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI Odo RM Manuhutu menyampaikan penggunaan QRIS yang berbasis digital dan contacless sejalan dengan kebutuhan saat ini.
Terutama di sektor pariwisata dan UMKM yang menuntut semuanya harus serba cepat , mudah, murah, aman, serta mendukung faktor clean, health, safety, and environtment sustainability (CHSE) dengan meminimalisir kontak fisik dalam melakukan transaksi.
Selain itu, ia juga menyampaikan jumlah UMKM Provinsi Banten yang telah bergabung dalam ekosistem digital saat ini kira-kira sebesar 5% dari total 1,97 juta UMKM di Indonesia. Dari data tersebut, Banten menempati posisi terbear ke-5 se-Indonesia setelah DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Sementara itu, Asisten Daerah I Pemerintah Provinsi Banten Samsir menyampaikan pandangan pemerintah terhadap seluruh pihak yang turut serta dalam mensosialisasikan penggunaan QRIS sebagai sarana yang dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat. Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada Bank Indonesia yang turut serta memajukan perekonomian di Provinsi Banten.
Pada peluncuran QRIS tersebut, dilaksanakan dua penandatanganan Nota Kesepahaman yaitu antara Bank Pembangunan Daerah Jawa barat dan Banten (BJB) Tbk dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak dan penandatanganan Nota Kesepahaman antara PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk dengan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang.
Melalui sinergi tersebut, diharapkan dapat menjadi pioneer dan pilot project dalam rangka pengembangan digitalisasi UMKM Kriya dan Pendukung Pariwisata melalui akseptasi QRIS yang semakin kuat. Penandatanganan Nota Kesepahaman kemudian diikuti dengan peluncuran QRIS UMKM Kriya dan UMKM Pendukung Pariwisata Gernas BBI.
Selanjutnya, dilaksanakan talkshow bertema 'Peluang Bisnis dan Pemasaran dengan Digital untuk Produk Kriya dan Seni, Khususnya di Masa Pandemi' dengan narasumber sebagai berikut.
Ketua Koperasi karya IKKON Bersama (KOPIKKON) Sylvie Arizkiany Salim, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Erry P. Suryanto, UMKM Bejod Magic Bambu Ki Nasir, UMKM Pengrajin Batu Fosil dan Kayu Mitra Kreasindo Kang Ipay.
Dalam sesinya, Sylvie menyampaikan UMKM harus mampu merespon tantangan di era pandemi melali terobosan yang dapat dilakukan yakni dengan meningkatkan kualitas produk, berkolaborasi dan memanfaatkan local content dan local value serta mengemasnya dengan good design.
Selanjutnya, Ki Nasir menyampaiakn selama pandemi, produknya Bejod Magic Bambu justru mengalami peningkatan jumlah permintaan seiring dengan munculnya kebutuhan sebagian masyarakat untuk dekorasi interior selama masa pandemi.
Turut hadir dalam acara tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI, Odo RM Manuhutu melalui aplikasi Zoom. Kemudian hadir pula Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kabupaten Serang dan Pemerintah Kabupaten Lebak serta pimpinan Bank BRI dan Bank BJB.
(adv/adv)