Pemerintah Kabupaten Bojonegoro bersinergi langsung dengan masyarakat dalam mengantisipasi potensi bencana alam. Salah satunya dengan membentuk desa tangguh bencana (Destana).
Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah menjelaskan pembentukan Destana diharapkan sebagai desa yang cepat beradaptasi dan tanggap terhadap potensi bencana alam.
Saat memberi sambutan dalam Pembukaan Pembentukan dan Pelatihan Destana tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Pendopo Balai Desa Trucuk, Anna mengatakan Trucuk yang berlokasi di sekitar aliran sungai Bengawan Solo berpotensi banjir.
Anna bilang perlu sinergitas antara pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi ancaman bencana itu. Maka peningkatan kapasitas individu diperlukan dalam penanggulangan bencana secara cepat dan tepat.
"Kami berharap masyarakat lebih siap lagi dalam menanggulangi potensi bencana alam dengan tindakan preventif," ujar dia.
"Selanjutnya masyarakat mampu menentukan tindakan kuratif dalam penanganan dampak apabila terjadi bencana," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD, Nadif Ulfa, dalam laporannya menyampaikan kegiatan ini akan dilangsungkan selama 20 hari, yang diikuti oleh 200 peserta dari 5 desa, yaitu Desa Trucuk, Tulungrejo, Sumbangtimun, Sranak, dan Kandangan.
"Peserta nantinya akan mendapatkan beberapa materi berupa penyusunan berbagai dokumen, mulai dari kajian resiko, pemetaan, rencana penanggulangan, sosialisasi kepada masyarakat, hingga pelatihan relawan dan simulasi peringatan dini," terangnya.
(adv/adv)