Fakta! Jahe Merah Sebagai Immunomudulator COVID-19 Akan Diuji Klinis

Fakta! Jahe Merah Sebagai Immunomudulator COVID-19 Akan Diuji Klinis

Advertorial - detikNews
Selasa, 01 Sep 2020 00:00 WIB
adv bejo
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Masa pandemi COVID-19 masih saja terus berlangsung. Berbagai uji klinis pun masih terus dilakukan oleh para peneliti guna menemukan obat untuk menangani COVID-19.

Termasuk dilakukannya uji klinis untuk obat herbal dengan kandungan jahe merah sebagai immunomodulator COVID-19 ini. Maka dari itu, webinar ini membahas secara mendalam mengenai apakah benar produk dengan kandungan jahe merah di dalamnya dapat berperan sebagai immunomodulator COVID-19.

adv bejoFoto: dok. Bintang Toedjoe

Pembahasan ini dilaksanakan pada hari Senin, 31 Agustus yang mana PT Bintang Toedjoe bersama LIPI dan didukung oleh BPOM dan IDI menggelar webinar yang bertemakan 'Hoax atau Fakta: Uji Klinis jahe Merah Sebagai Immunomodulator COVID-19'.

Dalam acara tersebut, turut hadir narasumber, Dra. Mayagustina Andarini, Apt., M.Sc selaku Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik Badan POM RI, Dr. Yan Riyanto, M.Eng. selaku Kepala Pengembangan Inovasi dan Iptek LIPI, Abdi Wira Septama, Ph.D. dari Pusat Penelitian Kimia LIPI, dr. Daeng M Faqih SH,MH selaku Ketua Ikatan Dokter Indonesia, Drs. Tepy Usia, Apt., M.Phil, Ph.D selaku Direktur Standarisasi Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik serta Simon Jonatan selaku Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe.

Dalam kesempatan tersebut, Dra. Mayagustina Andarini, Apt., M.Sc. selaku Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik Badan POM RI mengatakan jika kebijakan-kebijakan langkah strategis yang dilakukan oleh badan POM dalam rangka menghadapi pandemi COVID-19 membawa hikmahnya tersendiri karena obat herbal kini jadi lebih dikenal dan diminati oleh masyarakat dan masyarakat menjadi lebih sadar bahwa dengan herbal ini imunnya akan lebih meningkat.

"Masyarakat jadi lebih memahami pentingnya mengonsumsi obat herbal. Selain itu, ada percepatan yang kami lakukan dari hilirisasi obat herbal dan juga sosialisasi kepada pelaku usaha dan masyarakat," terangnya.

Lebih lanjut, Mayagustina mengatakan jika obat herbal ini dibagi menjadi tiga kategori, pertama adalah jamu, kedua adalah obat herbal terstandar dan ketiga adalah fitofarmaka.

"Nah kalo jamu adalah produk yang di mana khasiatnya sudah dikenal secara empiris, secara turun menurun sudah ada riwayatnya, kemudian apa itu obat herbal terstandar ini semua sudah ada sekitar 71 produk yang terdaftar di Badan POM produknya, yang jelas herbal terstandar bahan bakunya kemudian sudah diuji praklinis melalui uji hewan untuk melihat toksisitasnya, mencari dosisnya dan juga farmakodinamik yang dilakukan terhadap hewan. Kemudian yang ketiga adalah fitofarmaka yakni suatu produk yang sudah dilakukan uji klinis pada manusia," paparnya.

Ia juga menjelaskan tentang produk-produk yang saat ini sedang diujikan pada pasien COVID-19 untuk menuju fitofarmaka. Dengan jumlah yang masih sangat terbatas tersebut cukup beralasan karena untuk fitofarmaka ini membutuhkan effort yang lebih besar disebabkan harus ada uji yang dilakukan pada manusia.

COVID-19 ini belum ada obatnya, oleh karena itu, satu-satunya cara untuk melawannya adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh kita, menyiapkan tubuh supaya imunnya menjadi meningkat, sehingga kalau ada benda asing yang masuk kita sudah siap tapi bukan membunuh virus ya, ini yang seringkali salah kaprah, karena ini harus dilakukan uji yang spesifik," tuturnya.

Dr. Yan Riyanto M. Eng., selaku Kepala Pusat Pengembangan Inovasi dan Iptek LIPI mengatakan terkait dengan kerjasama antara LIPI dengan PT Bintang Toedjoe untuk bekerja sama dalam jangka waktu tiga tahun untuk pengembangan dan kolaborasi di berbagai macam riset di berbagai bidang salah satunya adalah uji klinis di bidang kesehatan terkait dengan salah satu produk Bintang Toedjoe. Oleh karena itu, LIPI sebagai lembaga riset di Indonesia terbuka untuk meneliti salah satu produknya.

"Pengembangan ini tentu sangat berpotensi untuk dikembangkan kedepannya ya," paparnya.

Abdi Wira Septama dari Pusat Penelitian Kimia LIPI mengatakan pentingnya untuk meningkatkan sistem imunitas yakni dengan bahan-bahan yang mampu memodulasi imunitas atau immunodulator.

"Secara terminologinya, immunodulator merupakan satu bahan yang dapat memodulasi atau mengatur sistem imunitas dengan cara menekan reaksi imun yang berlebihan, kemudian meningkatkan reaksi imunitas dan dapat memperbaiki reaksi imunitas dalam keadaan tidak seimbang," paparnya.

Secara tidak langsung immunodulator mampu memodulasi sistem kekebalan tubuh atau imunitas, baik menstimulasi pada keadaan yang kekurangan atau memperbaiki reaksi imunitas pada keadaan tidak seimbang.

"Kami telah melakukan penelitian mengenai beberapa tanaman obat yang potensial yang dapat dijadikan sebagai immunodulator, penelitian ini kami lakukan dengan screening terhadap tanaman obat potensial tersebut yang secara empiris memiliki aktivitas immunodulator," katanya.

Sementara itu, menanggapi semakin bertambahnya pasien COVID-10 di Indonesia, dr. Daeng M Faqih SH., MH. selaku ketua Ikatan Dokter Indonesia mengatakan secara nasional memang angka per-hari pasien yang tertular COVID-19 mencapai 3.000 pasien. Maka dari itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk bergotong royong menjaga daya tahan tubuh supaya tidak tertular COVID-19.

"Oleh karena itu, menjalankan protokol kesehatan penting dilakukan. Selain itu juga harus meningkatkan daya tahan tubuh, karena dengan kondisi yang prima maka meskipun kita tertular atau terpapar, imunitas dalam tubuh bisa melawan," tuturnya.

Lebih lanjut Daeng menambahkan jika dirinya memberikan apresiasi kepada LIPI dan PT Bintang Toedjoe untuk melakukan penelitian yang baik yang sudah mengarah kepada uji klinis guna menghasilkan produk immunodulator agar daya tahan tubuh menjadi lebih prima. Daeng juga meminta masyarakat waspada tentang berbagai obat yang saat ini beredar yang diklaim dan dipercaya sebagai obat yang mampu menanggulangi COVID-19.

"Kita di dalam memberikan pernyataan di bidang kedokteran dan kesehatan tidak berdasarkan testimoni dan kampanye, tetapi kita lebih berdasarkan metode-metode keilmuan. Jadi informasi yang disampaikan harus merujuk pada sebuah metode keilmuan yang benar," katanya.

Lebih lanjut Daeng mengatakan yang dicontohkan oleh pihak LIPI bersama Bintang Toedjoe ini merupakan bagian agar masyarakat memahami dalam memilah atau menanggulangi hoaks yang berkaitan dengan obat COVID-19 atau informasi tentang penanganan COVID-19 dengan terus menerus memberikan informasi keilmuan yang baik.

"Maka saya yakin akan mampu melawan Hoaks yang berdasarkan testimoni, pengakuan atau berdasarkan iklan-iklan di medsos. Itu yang harus kita perangi bersama," paparnya.

Simon Jonatan selaku Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe mengatakan bahwa PT Bintang Toedjoe selalu berupaya untuk semakin memajukan jamu sebagai kebanggaan bangsa dan berkontribusi pada kesehatan masyarakat salah satunya melalui produk Bejo Jahe Merah yang akan diuji klinis.

Bejo Jahe Merah merupakan salah satu produk dengan konsep ekosistem yang dimulai dari membina petani, middle man, dan juga para ekstraktor dengan sistem sharing ekonomi. Dalam usaha semakin mengembangkan ekosistem ini, PT Bintang Toedjoe terbuka untuk bekerja sama dengan instansi pemerintah maupun organisasi lainnya untuk terus melakukan penelitian terkait jahe merah, salah satunya adalah uji klinis untuk membuktikan manfaat jahe merah sebagai immunomodulator COVID-19.

"Saya sangat berterima kasih kepada LIPI untuk bekerja sama dengan Bintang Toedjoe dalam mengadakan uji klinis Bejo jahe merah," paparnya.

PT Bintang Toedjoe adalah perusahaan farmasi yang menghasilkan produk obat-obatan dan jamu yang banyak memanfaatkan tanaman herbal. Seperti produk Bejo Jahe Merah dan Bejo Susu Jahe Merah yang memiliki kandungan jahe merah di dalamnya dan telah bekerja sama dengan banyak petani yang tersebar di seluruh Indonesia.

Di mana ekosistem jahe merah sudah terbentuk sejak 2015 dengan menggandeng ekstraktor untuk memastikan standar kualitas ekstrak jahe merah. Bejo jahe merah yang akan di uji klinis merupakan salah satu produk dengan konsep ekosistem yang dimulai dengan membina para petani dengan mengusung konsep sharing ekonomi.

Konsep ekosistem ini memastikan dari bahan yang akan diuji klinis yang merupakan tanaman obat asli Indonesia. PT Bintang Toedjoe memiliki misi bahwa dari setiap tetes keringat petani dan peneliti melalui sharing ekonomi dengan perusahaan ekstraktor dihasilkan produk jamu herbal berkualitas dunia berbasis bukti ilmiah yang juga didukung oleh pemerintah.

"Dengan ekosistem produk yang akan di uji klinis ini akan traceable & recorded mulai dari bibitnya, cara menanamnya, lokasinya, SOP pasca panennya sampai dengan ekstraksinya," tuturnya.

Simon juga menambahkan tujuan dari PT Bintang Toedjoe melakukan uji klinis terhadap jahe merah tidak lain bahwa jahe merah memiliki berbagai khasiat dan manfaat untuk tubuh. Tak hanya itu saja, jahe merah juga dipilih oleh LIPI sebagai tanaman herbal untuk diuji manfaat klinisnya pada manusia.

"Kami juga akan terus mendukung segala macam bentuk penelitian terkait jahe merah yang dilakukan oleh instansi pemerintah. Apalagi jahe merah ini hanya ada di Indonesia," katanya.

Jahe merah memang memiliki berbagai manfaat yakni untuk membantu menjaga daya tahan tubuh, anti inflamasi, analgesik, antimikroba dan membantu infertilitas pria. Jahe merah pun bermanfaat untuk mencegah penyakit kronis degeneratif melalui manfaat membantu mengoptimalkan kadar gula darah, membantu menurunkan kadar kolesterol, dan asam urat, pada orang-orang lanjut usia. Maka dari itu, Simon berharap jika jahe merah bisa terus dikenal sebagai tanaman obat asli kebanggan Indonesia.

"Kami telah roadshow ke kementrian, ke beberapa universitas untuk bersama-sama secara terintegrasi mulai dari pembenihan sampai dengan kontrol mutunya untuk menjadikan jahe merah sebagai Ginsengnya Indonesia. Uji klinis yang kami lakukan bertujuan supaya jahe merah menjadi produk kebanggaan Indonesia," tutupnya.

(adv/adv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.