Gayatri Pemkot Mojokerto Sukses Masuk Top 45 Inovasi Layanan Terbaik

Gayatri Pemkot Mojokerto Sukses Masuk Top 45 Inovasi Layanan Terbaik

Advertorial - detikNews
Kamis, 30 Jul 2020 13:00 WIB
adv pemkot mojokerto
Foto: Pemkot Mojokerto
Jakarta -

Aplikasi Gerbang Layanan Informasi Terpadu dan Terintegrasi (Gayatri) milik Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto masuk 45 inovasi pelayanan publik terbaik tingkat nasional. Dari 45 inovasi terbaik tersebut, nantinya akan ditetapkan inovasi yang akan mewakili Indonesia dalam ajang United Nations Public Service Awards (UNPSA) yang digelar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Gayatri sukses bersaing dengan 2.250 inovasi dari seluruh Indonesia dalam kompetisi inovasi pelayanan publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari atau Ning Ita pun bersyukur inovasi demi inovasi yang digeber di Kota Mojokerto mulai membawa perubahan pelayanan publik.

"Masuk Top 45 inovasi kebijakan publik dari 2.250 inovasi se-Indonesia tentu layak disyukuri. Tapi urgensi inovasi bukan hanya soal apresiasi atau penghargaan, tapi bagaimana inovasi yang dilakukan bisa menghadirkan wajah pelayanan publik yang lebih ramah dan responsif," ujar Ning Ita dalam keterangan tertulis.

Lebih lanjut, Ning Ita terus mendorong budaya inovasi di tubuh Pemkot Mojokerto. Dia menjelaskan, dalam konteks reformasi pelayanan publik, dikenal ada konsep "One Agency, One Innovation" yang artinya, satu lembaga publik didorong menghasilkan satu inovasi utama tiap tahunnya.

"Nah, kalau di Kota Mojokerto harus lebih masif. Bukan hanya One Agency, One Innovation, melainkan mengarah pada One Program, One Innovation. Bukan hanya satu organisasi perangkat daerah atau OPD harus punya satu inovasi. Tapi tiap program OPD harus punya daya inovasi. Sehingga akan semakin banyak inovasi dilahirkan," ungkapnya

Sementara itu, Ning Ita menjelaskan inovasi Gayatri merupakan layanan berbasis kesehatan masyarakat tanpa perlu mendatangi puskesmas, klinik, atau rumah sakit. Segala aspek layanan kesehatan dapat terpenuhi dalam satu aplikasi. Mulai antrean rumah sakit, pengingat jadwal kontrol pasien, hingga update pandemi COVID-19.

"Dulu, saat awal menjabat, jujur saja saya ini galau melihat langsung pelayanan kesehatan yang belum tertangani tepat dan cepat. Masih banyak warga kesusahan mengakses layanan kesehatan. Data-data warga juga tidak terorganisasi dengan baik, sehingga menyusahkan kita saat memberikan pertolongan," tutur Ning Ita dalam keterangan tertulis.

Seusai dilantik sebagai Wali Kota Mojokerto pada 10 Desember 2018, Ning Ita bergerak membenahi pelayanan kesehatan. Dia membuat gebrakan dengan menggalang 1.625 kader kesehatan untuk melakukan pendataan terperinci. Dari hasil problematika itulah, inovasi Gayatri mulai diterapkan sejak 2019.

"Dengan aplikasi Gayatri, kita bisa memantau kesehatan warga secara langsung. Warga juga sudah dapat mengakses aplikasi tersebut tanpa bantuan kader kesehatan. Namun, kader tetap memberikan pendampingan intensif. Bahkan, jika ada warga tidak memiliki gadget, kader dengan senang hati membantu memfasilitasi urusan kesehatan," jelasnya.

Lebih lanjut, Ning Ita menambahkan, keberhasilan inovasi juga mempengaruhi pengalokasian Dana Insentif Daerah (DID). Sebab, pemerintah pusat menjadikan indikator inovasi sebagai pertimbangan memberikan DID. Artinya, jika sering berinovasi, potensi mendapatkan DID bisa lebih besar.

"Ujung-ujungnya, DID bisa digunakan untuk program-program prorakyat di Kota Mojokerto," pungkasnya.

(adv/adv)
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.